ANALISIS KINERJA OPERASIONAL BONGKAR MUAT PETI KEMAS PELABUHAN TANJUNG EMAS SEMARANG

Authors

  • Mudjiastuti Handajani

DOI:

https://doi.org/10.26593/jtrans.v4i1.1761.%25p

Abstract

Abstrak

 

Pelabuhan Tanjung Emas Semarang merupakan pelabuhan besar, di samping melayani angkutan penumpang dan barang umum, juga melayani bongkar muat peti kemas. Volume pengiriman barang menggunakan peti kemas melalui pelabuhan Tanjung Emas terus meningkat dari tahun ke tahun. Pengiriman barang dengan peti kemas memungkinkan barang digabung menjadi satu sehingga waktu pengoperasian lebih cepat, efektif, dan efisien. Selain itu, penggunaan peti kemas juga diharapkan dapat meningkatkan jumlah muatan yang bisa ditangani. Namun, pelayanan peti kemas pada terminal peti kemas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang saat ini mengalami beberapa hambatan yang mempengaruhi kecepatan pelayanan peti kemas. Hambatan tersebut disebabkan antara lain: (1) kurang maksimalnya penggunaan gantry crane dan rubber tyred gantry dalam melayani bongkar muat peti kemas, (2) penataan peti kemas yang kurang teratur di lapangan penumpukan, (3) waktu pelayanan truk dari luar yang membawa peti kemas ekspor yang bersamaan dengan chassis truck yang melayani pemuatan ke kapal, sehingga memperlambat suatu proses; hal yang sama juga terjadi pada proses bongkar (impor), dan (4) jumlah chassis truck tidak memenuhi konfigurasi standar operasional. Penelitian ini bertujuan meningkatkan efisiensi pelayanan peti kemas dengan cara memperbaiki sistem penataan peti kemas di container yard sesuai dengan urutan pemuatan kapal dan memberikan prakiraan jumlah chassis truck yang digunakan untuk mencapai produksi gantry crane yang optimal. Metode penelitian yang digunakan adalah pengumpulan data primer melalui survei di lapangan dan data sekunder yang diperoleh dari instansi terkait. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teori antrean, sedangkan prakiraan arus peti kemas dengan perangkat lunak SPSS. Survei di lapangan dilakukan pada saat kapal sedang melakukan bongkar muat peti kemas, dengan asumsi bahwa tiap kapal akan dilayani secepat mungkin. Waktu pengamatan dilakukan sekitar 30 menit setelah proses bongkar/muat dimulai + 90 menit, pada waktu proses sudah mulai stabil. Hasil yang didapat dari penelitian ini berupa data dan informasi mengenai pola operasi dan proses bongkar muat peti kemas dan informasi mengenai kinerja alat yang digunakan dalam pelayanan bongkar muat peti kemas. Dari analisis yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan kelancaran operasi sangat bergantung pada pelayanan chassis truck di container yard berupa pengaturan pola penumpukan peti kemas di container yard maupun penggunaan rubber tyred gantry secara optimal. Dari kesimpulan di atas dapat direkomendasikan beberapa hal: (1) pengaturan penumpukan peti kemas di container yard sesuai dengan urutan berat dan tujuan, (2) penambahan jumlah chassis truck dari 22 unit menjadi 30 unit, sehingga kondisi pelayanan lebih optimal, dan (3) perlunya keberadaan seorang pengawas yang mengatur antrean chassis truck di gantry crane maupun di container yard.

Kata-kata kunci: peti kemas, lapangan penumpukan, pola operasi

Downloads

Issue

Section

Articles