PERANCANGAN GEREJA ST. GABRIEL BANDUNG

Authors

  • Mimie Purnama Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan, Bandung
  • Rahadhian Prajudi Herwindo Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan, Bandung
  • Y. Basuki Dwisusanto Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan, Bandung
  • Sanjaya Hartanto Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan, Bandung
  • Kiki Amelia Putri Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan, Bandung
  • Stephanie Adryan Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan, Bandung
  • Lilian Setiawan Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan, Bandung

Abstract

Kegiatan Pengabdian dengan judul PERANCANGAN BANGUNAN GEREJA
SANTO GABRIEL ini, ditujukan untuk membuat rancangan bangunan baru bagi Gereja Santo Gabriel diatas lahan seluas lebih dari tiga ribu meter persegi, yang letaknya bersebelahan dengan bangunan Gereja Santo Gabriel yang ada sekarang ini.
Bangunan Gereja St Gabriel yang ada sekarang dirasakan sudah tidak dapat lagi menampung kebutuhan yang ada, seperti kapasitas tempat duduk, ruang-ruang untuk menunjang kegiatan beribadah dan kenyamanan termal, visual dan audial nya. Sehingga diputuskan untuk membangun Gereja Santo Gabriel dengan rancangan baru yang
disesuaikan dengan perkembangan kebutuhannya.
Rancangan baru Gereja St. Gabriel dialokasikan dapat menampung seribu
tempat duduk di ruang dalam gereja. Bila diperlukan, ada teras lantai dasar di ruang luar bangunan yang cukup untuk menampung dua ratus sampai tiga ratus kursi disana. Bangunan Gereja ini juga dilengkapi dengan ruang basement yang direncanakan untuk menampung kegiatan penunjang beribadah lainnya.
Kenyamanan termal dan visual dirancang dengan pendekatan disain pasif yang artinya lebih memerdayakan energi alami seperti angin, cahaya matahari dan tanaman untuk mendapatkan kenyamanan termal dan visual kedalam ruangan gereja.
Sedang bentuk bangunan gereja diilhami oleh bangunan tradisional sunda
dengan atap lebar yang menaungi, dinding-dinding bangunan yang bebas membawa udara segar masuk ke dalam ruangan dan kaki bangunan yang cukup tinggi mengangkat lantai dasar dari muka tanah.
Selebihnya seperti bangunan-bangunan ibadah lainnya, ruangan Gereja St. Gabiel ini, dikondisikan oleh desain interiornya agar umat mendapat kenyamanan lahir dan bahtin yang optimal dalam menjalankan ibadahnya. Semoga apa yang direncanakan ini, sungguh juga atas kehendakNYA, amin.
  

Author Biographies

Mimie Purnama, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan, Bandung


  

Rahadhian Prajudi Herwindo, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan, Bandung


  

Y. Basuki Dwisusanto, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan, Bandung


  

Sanjaya Hartanto, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan, Bandung


  

Kiki Amelia Putri, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan, Bandung


  

Stephanie Adryan, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan, Bandung


  

Lilian Setiawan, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan, Bandung

  

Downloads

Issue

Section

Articles