Humor memang khas dunia manusia, namun ternyata tak mudah untuk dipahami hakekat terdalamnya secara tunggal. Barangkali karena humor memang banyak jenisnya, sekaligus berragam pula kedudukan dan fungsinya. Di Yunani humor banyak dianggap negatif, maka bagi Plato dalam suatu negara ideal komedi harus dikontrol. Tapi di abad Pertengahan humor digunakan sebagai bumbu retorika (Cicero, Quitillian). Lalu bersama dengan bangkitnya penghargaan terhadap tubuh di era Renaissance, humor lebih dilihat sebagai bagus untuk kesehatan tubuh dan jiwa. Pada abad modern, humor dilihat sebagai respons intelektual dan emosional atas situasi tragis. Humor menjadi semacam worldview yang memperlihatkan kemampuan manusia mentransendensi kondisi konkritnya. Di jaman postmodern saat ini humor dan ironi dilihat sebagai permainan bebas, bahkan segala hal dilihat sebagai „permainan” , yang terus-menerus membuka persepsi baru atas realitas.