https://journal.unpar.ac.id/index.php/integral/issue/feed INTEGRAL 2014-07-15T05:34:36+07:00 asukmana asukmana@unpar.ac.id Open Journal Systems <p>Jurnal <strong>INTEGRAL</strong><span>(ISSN 1410-1335 tercetak, </span>ISSN 2337-3784 online<span>) bertujuan menyediakan sarana publikasi ilmiah hasil penelitian di bidang Matematika, Fisika, dan Informatika, serta bidang interdisiplin lainnya yang terkait. Naskah ditulis dalam Bahasa Inggris atau Bahasa Indonesia. INTEGRAL menerapkan kebijakan <em>blind-review process</em>. Setiap artikel akan ditelaah oleh seorang anggota dewan redaksi dan dua orang mitra bebestari. Redaksi memutuskan suatu naskah dapat diterima untuk diterbitkan berdasarkan laporan dari para penelaah. Frekuensi penerbitan tiga kali dalam setahun (Januari, Mei, dan September).</span></p><p><strong>INTEGRAL</strong><em><span> (ISSN 1410-1335 print, ISSN </span>2337-3784 <span>online) is a refereed open access journal that provides a forum for the publication of research in Mathematics, Physics, Informatics and </span></em><span class="hps"><em><span>other related</span></em></span><span class="hps"><em><span>interdisciplinary</span></em></span><span class="hps"><em><span>areas</span></em></span><em><span>.</span></em><em><span>Manuscripts can be written in English or Bahasa Indonesia. INTEGRAL uses a blind review process. Each manuscript is reviewed by one member of the Editorial Board and two other peer reviewers. Based on the reviewers' reports, the Editors decide on the publication outcome whether to publish the manuscript.</span></em><em><span>The publication frequency is three times in a year (January, May, September).</span></em></p> https://journal.unpar.ac.id/index.php/integral/article/view/589 HOLOGRAPHY FOR ROTATING BLACK HOLES 2014-07-15T05:34:30+07:00 Haryanto M. Siahaan hms923@mail.usask.ca <div><p>Holographic principle and its realization in string theory through AdS/CFT correspondence has given us a new way to study the theory of quantum gravity. Shortly, holography in this context is understood as a duality between a gravitational theory in D+1 dimensions with a eld theory with no gravity living on the boundary with D dimensions. More precisely, the statement of AdS/CFT correspondence is the duality between a gravitational theory in D + 1 dimensional anti-de Sitter (AdS) space and a conformal eld theory (CFT) on the boundary of AdS with D dimensions. In the same spirit of holography, Kerr/CFT correspondence states that the physics of rotating black holes is dual to a two dimensional conformal eld theory on a hypersurface near the black hole's horizon. In this paper, I review the Kerr/CFT correspondence. In this regard, some basic materials about black holes and conformal eld theory that are needed to understand Kerr/CFT correspondence are presented.</p><p><strong>Keywords</strong>: konformal symmetry, black holes</p><p>Prinsip hologra dan realisasinya dalam teori string melalui korespondensi AdS/CFT telah memberikan cara pandang baru dalam mempelajari teori kuantum gravitasi. Secara ringkas, hologra dalam konteks ini diartikan sebagai dualitas antara teori gravitasi di ruangwaktu berdimensi D + 1 dengan teori medan tanpa gravitasi di daerah batas dari ruangwaktu ini dengan dimensi D. Secara lebih tepat, pernyataan korespondensi AdS/CFT yaitu dualitas antara teori gravitasi di ruang anti-de Sitter<br />(AdS) berdimensi D+1 dengan teori medan conformal (CFT) di ruang batas AdS ini yang berdimensi D. Seiring dengan semangat hologra, korespondensi Kerr/CFT menyatakan bahwa sika lubang hitam berotasi bersifat dual kepada teori medan konformal dua dimensi yang berada pada sebuah irisan ruangwaktu dekat dengan horison lubang hitam terkait. Dalam makalah ini, saya mengulas kembali korespondensi Kerr/CFT. Terkait dengan hal ini, disajikan beberapa materi dasar tentang<br />lubang hitam dan teori medan konformal yang diperlukan dalam memahami korespondensi Kerr/CFT.</p><p><strong>Kata Kunci</strong>: hologra, simetri konformal, lubang hitam.</p></div> Copyright (c) 2014 INTEGRAL https://journal.unpar.ac.id/index.php/integral/article/view/593 DISTINGUISHING BETWEEN SCIENCE AND SCIENTISM 2014-07-15T05:34:31+07:00 Christin Christin christin@cahayabangsa.org <p>Issues of conflict between science and faith/religion have existed for a long time. Some of the topics that have become the source of the conflicts are: The Evolution Theory and The Big Bang Theory which are assumed to be in contra with the creation story, which is generally believed by people of faith. The other controversial issue concerns the existence of God as a supernatural being. Even though in Indonesia these issues are viewed to be taboo, the hot debate between the atheist scientists and religious people in academic spheres occurs openly in some countries. However, do we have to choose between believing in science or believing in God? Which is the reliable source of truth? This writing discusses the epistemology of science and its strength as well as its limitation as a body of knowledge. The author is trying to describe scientism as an invalid worldview that leads to misunderstandings and conflict’s myths between faith and science.</p><p><strong>Keywords</strong>: Faith and science, scientism, reproducibility and clarity.</p><p>Isu-isu pertentangan antara sains dan keimanan atau agama sudah bukan merupakan hal baru. Beberapa topik yang menjadi sumber konflik diantaranya: Teori Evolusi dan Teori Ledakan Besar yang dianggap bertentangan kisah penciptaan, yang diyakini sebagai kebenaran yang diyakini oleh kelompok agamawan pada umumnya. Topik lainnya adalah perdebatan tentang bukti keberadaan Tuhan Allah sebagai pribadi supernatural. Walaupun di Indonesia hal ini masih dianggap tabu, perdebatan yang sengit antara kelompok ilmuwan ateis dan agamawan di kalangan akademisi terjadi secara terbuka di beberapa negara tertentu. Apakah kita harus memilih salah satu saja diantara: sains atau iman kepada Tuhan? Manakah yang lebih dapat diandalkan sebagai sumber kebenaran? Tulisan ini membahas epistemologi dan kekuatan sains sekaligus keterbatasannya sebagai disiplin ilmu. Penulis juga mencoba memaparkan kekeliruan paham saintisme, yang menyebabkan kesalahpahaman dan mitos pertentangan antara iman dengan sains.</p><p><strong>Kata Kunci</strong>: iman dan sains, dapat direproduksi, kejelasan.</p> Copyright (c) 2014 INTEGRAL https://journal.unpar.ac.id/index.php/integral/article/view/595 DIALOG ILMU DAN IMAN: SUATU PENDEKATAN DAN CARA REALISASINYA 2014-07-15T05:34:33+07:00 Aloysius Rusli arusli@unpar.ac.id <p>Awareness of development in science and its underlying scientic method, and its widening influence on society, reminds one of another strong influence, which is religion and its underlying faith. The catholic university in particular, is expected to support a return to an interaction between these two big in uences. These two in uences were, and are still, apt to cause incidental friction in society. It is considered important to study the basics of both science and faith, as different from technology and religion. Using dialogue as method, it is hoped to discover a few principles which are characteristic and essential in science and in faith, and ways of constructive interaction between science and faith, to discover a consistent and integrated pattern for educating the younger generation. This is important to get a consistent and integrated worldview, similarly as is being promoted for an integrated science education for the 21st century. Some tentative conclusions are, that the basic assumptions of science and faith are clearly dierent, while the way of reasoning based on those dierent assumptions are similar, i.e. rational, consistent, and corresponding with observations of nature. Also, there is an indication that there are some validity limits for both science and faith, needing reflection and ongoing investigation of their properties, for clarication. The research method used is dialogue, where every statement from every participant is treated as a positive and constructive contribution, so as to easier discern the truth embedded in the words and ways of expression.</p><p><strong>Keywords</strong>: science and faith, dialogue.</p><p>Kesadaran akan perkembangan dalam ilmu dan cara ilmiah yang mendasarinya,serta pengaruhnya yang makin merasuk ke masyarakat, menarik perhatian dan pemikiran tentang satu pengaruh besar lain pada masyarakat, yaitu agama dan kepercayaan atau iman yang mendasarinya. Justru universitas katolik diharapkan mempertemukan kembali dua pengaruh besar ini. Dua pengaruh ini sewaktu-waktu menimbulkan benturan dalam masyarakat. Dipandang penting untuk mendalami dasar-dasar ilmu maupun iman, yang perlu dibedakan dari teknologi dan agama. Dengan cara dialog, diharapkan berangsur dapat ditemukan beberapa prinsip yang khas dan hakiki dalam ilmu dan iman, dan cara-cara berinteraksi antara ilmu dan iman yang konstruktif, untuk menemukan pola pendidikannya yang konsisten bagi angkatan muda. Hal ini penting agar diperoleh suatu pandangan hidup yang konsisten dan terpadu, seperti juga telah dipandang perlu mendidikkan ilmu secara terpadu di abad ke 21 ini. Salah satu hasil sementara penelitian ini adalah, bahwa asumsi-asumsi dasar ilmu dan iman itu memang berbeda, walaupun penalaran yang didasarkan pada asumsi yang berbeda itu bersifat serupa, yaitu rasional, konsisten, dan sesuai dengan hal-hal yang dapat diamati. Selain itu telah mulai ditemukan indikasi adanya beberapa batas keberlakuan bagi ilmu maupun iman, dan perlu didalami sifatnya dan sejauh apa batas-batas itu memang ada dan berlaku. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dialog, dengan pernyataan dari setiap pihak dipandang secara positif dan konstruktif, agar dapat lebih mudah menerawang kebenaran yang tersirat dalam kata-kata dan gaya bahasa yang digunakan.</p><p><strong>Kata Kunci</strong>: ilmu dan iman, dialog.</p> Copyright (c) 2014 INTEGRAL