STUDI KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL YANG TIDAK SEBIDANG DI KOTA MAKASSAR: STUDI KASUS SIMPANG JALAN URIP SUMOHARJO-JALAN LEIMENA
DOI:
https://doi.org/10.26593/jtrans.v4i1.1768.%25pAbstract
Abstrak
Pada simpang tak bersinyal, khususnya simpang tak sebidang sering dijumpai titik-titik konflik arus lalu lintas yang mengakibatkan kemacetan arus lalu lintas, sebagai contoh kasus di kota Makassar yang terjadi pada persimpangan Jln. Urip Sumoharjo-Jln. Leimena. Timbulnya Kemacetan arus lalu lintas pada simpang ini, dominan dipengaruhi oleh banyaknya kendaraan bermotor seperti motor dan angkutan umum yang diparkir pada sekitar persimpangan dan adanya pengemudi yang melanggar rambu lalu lintas yang ada. Dalam konteks pemecahan masalah tersebut, maka terlebih dahulu perlu diketahui karakteristik dan kinerja lalu lintas pada persimpangan tersebut. Untuk itu, studi bertujuan menganalisis kinerja simpang tak bersinyal yang tidak sebidang tersebut.
Pengumpulan data studi meliputi volume lalulintas, data geometrik, dan data faktor-faktor penyesuaian jalan. Metode pengambilan data arus lalu lintas dilakukan secara manual selama empat hari yaitu hari Senin, Kamis, Jumat dan Minggu, yang dimulai dari pukul 07.00 WITA sampai dengan pukul 18.00 WITA untuk setiap hari survei. Analisis data didasarkan pada MKJI (1997), dengan fokus parameter kinerja adalah volume (Q), kapasitas (C) dan derajat kejenuhan (DS).
Hasil analisis dan evaluasi data selama empat hari survei memperlihatkan volume rata-rata lalu lintas (Q) yang terjadi sebesar 6.589,76 smp/jam dengan kapasitas rata-rata maksimum (C) persimpangan terjadi pada saat periode jam puncak siang sebesar 3.318,31 smp/jam. Adapun nilai rata-rata derajat kejenuhan (DS) lebih besar dari 0,75 (DS > 0,75), yang berarti bahwa simpang tak sebidang tersebut memiliki kinerja yang jelek.
Kata-kata kunci: simpang tak bersinyal, tak sebidang, volume, kapasitas, derajat kejenuhan