PENGARUH PEMILIHAN GRADASI TERHADAP FAKTOR PELAKSANAAN PEKERJAAN (WORKABILITY) CAMPURAN BERASPAL PORUS
DOI:
https://doi.org/10.26593/jtrans.v5i1.1778.%25pAbstract
Abstrak
Mudah tidaknya pelaksanaan suatu pekerjaan pengaspalan di lapangan, seperti pencampuran, penghamparan, dan pemadatan sangat terkait dengan faktor pemilihan material, peralatan (equipment), dan kondisi alam setempat. Hasil akhir campuran aspal porus yang diinginkan, antara lain, adalah kemampuan alir air yang tinggi, stabilitas yang mencukupi, tahan terhadap disintegrasi, dan mudah dalam pelaksanaan pekerjaan. Dalam makalah ini akan diperlihatkan pengaruh pemilihan gradasi terhadap faktor pelaksanaan pekerjaan campuran beraspal porus. Faktor pelaksanaan pekerjaan ini biasanya di tentukan dari hasil uji pemadatan di laboratorium. Parameter yang digunakan adalah Workability Index (WI), yang dihitung berdasarkan hubungan antara nilai rongga (voids) dalam campuran dengan putaran alat gyropac. Nilai WI yang tinggi menandakan campuran lebih mudah dalam pelaksanaan. Bagaimanapun, hasil pengamatan terhadap kemampuan alir air (permeability) dan stabilitas campuran beraspal porus juga diperlihatkan. Semua pengujian dilakukan di laboratorium Material Jalan dan Transportasi, Universiti Sains Malaysia (USM), Penang. Ada tiga jenis gradasi yang diamati, yaitu gradasi-gradasi yang menggunakan variasi ukuran maksimum agregat kasar 20, 14, dan 10 mm. Seluruh campuran menggunakan jenis bahan pengikat semen aspal penetrasi 60/70. Campuran dipadatkan dengan alat pemadat gyropac buatan Australia. Besarnya beban sumbu yang digunakan adalah 240 kPa dengan jumlah dan sudut putaran masing-masing 300 putaran dan 2°. Hasil uji memperlihatkan bahwa rongga dalam campuran beraspal porus terus berkurang seiring dengan bertambahnya jumlah putaran. Dengan ekstrapolasi dapat ditentukan nilai rongga pada putaran nol untuk setiap jenis campuran yang digunakan, sehingga diperoleh nilai WI 2,5; 2,70; 2,78 yang masing-masing mewakili campuran beraspal porus yang terbuat dari agregat kasar dengan ukuran maksimum 20, 14, dan 10 mm. Terdapat peningkatan nilai WI bila menggunakan agregat yang yang lebih halus. Naiknya nilai WI campuran beraspal porus yang terbuat dari agregat kasar dengan ukuran maksimum 10 mm menandakan bahwa jenis ini lebih mudah dalam pelaksanaan, seperti proses pencampuran, penghamparan, dan pemadatan bila dibandingkan dengan jenis campuran beraspal porus lainnya. Hasil uji juga memperlihatkan adanya kenaikan nilai permeabilitas campuran beraspal porus bila menggunakan agregat yang lebih kasar, tetapi nilai stabilitas campuran akan menurun.
Kata-kata kunci: campuran beraspal porus, permeability, stability, workability index.