https://journal.unpar.ac.id/index.php/mekanika/issue/feed MEKANIKA 2016-07-27T08:09:02+07:00 Dina Widarda dinarw@unpar.ac.id Open Journal Systems Mekanika adalah jurnal ilmiah di bidang teknik sipil yang dikelola oleh Program Studi Teknik Sipil Universitas Katolik Parahyangan yang diterbitkan 2 kali setahun pada bulan Juni dan Desember. Tujuan penerbitan adalah sebagai wadah komunikasi ilmiah dan juga penyebarluasan hasil penelitian dalam bidang teknik sipil atau terkait https://journal.unpar.ac.id/index.php/mekanika/article/view/2087 STUDI EKSPERIMENTAL HUBUNGAN BALOK-KOLOM GLULAM DENGAN PENGHUBUNG BATANG BAJA BERULIR 2016-07-27T08:05:33+07:00 Rizfan Hermanto mekanika.jts@unpar.ac.id <p><em>Penelitian ini mempelajari perilaku hubungan balok-kolom glulam yang menggunakan batang baja berulir sebagai penghubung. Benda uji yang dibuat sebanyak 3 spesimen di mana glulam dibuat dengan kayu Meranti. Pengujian menggunakan UTM-Hung Ta dan LVDT untuk pembacaan peralihan. Hasil dari hubungan balok-kolom ini memiliki kekakuan rotasi elastik yang cukup besar yaitu 106.349 – 125.00 kNm/rad dan kekakuan rotasi inelastik antara 27.719 – 65.131 kNm/rad. Penggunaan batang baja berulir meningkatkan daktilitas sambungan di mana daktilitas dan faktor bi-linier yang diperoleh sebesar 2.071 - 2.53 dan 0.261 – 0.551 . Tipe kegagalan yang terjadi sesuai dengan prediksi ragam kegagalan kritis yaitu kerusakan pada blok geser kayu akibat gaya tarik yang ditimbulkan batang baja berulir pada serat tarik balok glulam. </em></p> 2016-07-01T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2016 MEKANIKA https://journal.unpar.ac.id/index.php/mekanika/article/view/2088 STUDI EKSPERIMENTAL DAN NUMERIKAL BALOK LAMINASI GLULAM I PRATEKAN 2016-07-27T08:06:29+07:00 Anita Wijaya anita150591@gmail.com Dalam konstruksi kayu, teknologi yang sedang dikembangkan yakni balok laminasi kayu dengan gaya pratekan. Tujuan pemberian<br />gaya pratekan untuk meningkatkan kapasitas lentur tarik pada balok kayu. Dalam studi eksperimental digunakan adalah<br />kayu Albasia berpenampang I dan diberi 2 buah tulangan besi polos sebagai penyalur gaya pratekan.<br />Ada dua jenis pengujian yang dilakukan yakni uji non-destruktif dan uji destruktif. Uji non-destruktif dilakukan dengan pemberian<br />beban statik bertahap dan getaran bebas, dengan tujuan untuk mendapatkan faktor kekakuan, periode getaran, redaman,<br />dan frekuensi alami balok. Uji destruktif bertujuan untuk mengetahui daktilitas, faktor koreksi kekakuan, momen proporsional,<br />dan momen maksimum. Nilai daktilitas rata-rata balok adalah 3,195. Terjadi peningkatan sebesar 10% pada beban maksimum<br />yang dapat dipikul oleh balok setelh diberi gaya pratekan.<br />Berdasarkan studi numerikal, kayu mengalami kelelehan saat mencapai gaya sebesar 27 kN. Dengan pemberian gaya pratekan<br />yang semakin besar meningkatkan kuat lentur balok serta lendutan yang terjadi, selain itu ada pula peningkatan chamber pada<br />balok kayu pratekan. 2016-07-01T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2016 MEKANIKA https://journal.unpar.ac.id/index.php/mekanika/article/view/2089 METODE PEMERIKSAAN EFEK KADAR ADMIXTURE PADA KUAT TEKAN BETON NORMAL K-225 2016-07-27T08:07:11+07:00 Benny Kusumo benny.zaizai168@gmail.com <p>Beton normal adalah batu buatan yang dibuat dari adukan pasta semen dengan agregat halus dan kasar. Karakteristik beton dapat diubah dengan diberi bahan tambahan kimia. Pada pemeriksaan ini digunakan admixture kimia yang dibuat dari semacam enzyme. Pada makalah ini diuraikan efek kadar admixture enzyme tersebut pada kuat tekan beton normal K-225. Kadar admixture yang digunakan 0-0.5% dari kadar semen yang divariasikan setiap 0.1%. Proporsi campuran beton menggunakan metode volume absolut agregat halus 30%, agregat kasar 40%, pasta semen 30%. Pengujian tekan dilakukan pada kubus-kubus beton 15x15x15 cm untuk umur 7-60 hari menunjukan efek <em>admixture </em>berkurang pengaruhnya pada beton umur tua. Diperoleh kesimpulan bahwa untuk umur beton 7 hari kadar admixture 0.3% menghasilkan kuat tekan lebih tinggi 7% terhadap beton normal, namun pada umur tua menunjukan kuat tekan maksimum dicapai oleh beton normal. Metode pemeriksaan ini juga dapat diaplikasikan pada pemerikasaan efek kadar admixture bukan enzyme pada kuat tekan beton normal.</p> 2016-07-01T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2016 MEKANIKA https://journal.unpar.ac.id/index.php/mekanika/article/view/1854 STUDI TEKUK TORSI LATERAL BALOK KASTELA BENTANG PANJANG DENGAN ANALISIS KERUNTUHAN 2016-07-27T07:52:03+07:00 Sandhi Kwani sandhikwani92@gmail.com Paulus Karta Wijaya paulusk@unpar.ac.id <p>Dalam dunia konstruksi saat ini, penggunaan balok kastela makin sering dijumpai, terutama dalam bentang panjang. Pada kasus balok bentang panjang, kasus instabilitas yang banyak terjadi adalah tekuk torsi lateral. Pada fenomena ini, ketika balok menerima momen lentur pada sumbu kuat, maka pada suatu nilai momen lentur tertentu, balok akan mengalami peralihan lateral secara progresif. Nilai batasan momen lentur tersebut adalah momen kritis.</p><p>Pada penelitian ini dibahas mengenai tekuk torsi lateral balok kastela jenis <em>honeycomb</em> bentang panjang yang memiliki ketidaksempurnaan geometri. Besarnya ketidaksempuraan geometri diambil sebesar 1/1500 dari panjang bentang balok tak tertumpu. Variasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah panjang bentang balok, dan material balok yaitu elastoplastis tanpa tegangan sisa, dan elastoplastis dengan tegangan sisa. Metode yang digunakan adalah analisis keruntuhan dengan metode elemen hingga yang dilakukan dengan perangkat lunak ADINA 8.9.</p><p>Untuk balok yang ditinjau pada studi ini, besarnya momen kritis yang terjadi mengalami reduksi mencapai 24.3059% untuk pemodelan dengan tegangan sisa, serta 17.5172% untuk pemodelan tanpa tegangan sisa. Untuk postbuckling yang terjadi pada balok menunjukkan karaktersitik yang sama untuk material elastoplastis tanpa tegangan sisa maupun elastoplastis dengan tegangan sisa.<strong></strong></p><p><strong>Kata kunci : </strong>Tekuk Torsi Lateral, Balok Kastela Bentang Panjang, Ketidaksempurnaan Geometri, Analisis Keruntuhan</p> 2016-07-01T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2016 MEKANIKA https://journal.unpar.ac.id/index.php/mekanika/article/view/1906 ACACIA GLULAM WOOD EXTERIOR BEAM-COLUMN CONNECTION WITH ANGLES AND STEEL ROD SYSTEM 2016-07-27T08:04:49+07:00 Djoni Simanta djoni_simanta@yahoo.com Bambang Suryoatmono dummy@unpar.id Johannes Adhijoso Tjondro dummy@unpar.id <p><em>Two models of acacia glulam wood exterior beam-column connections with angles and steel rod system under monotonic static loads were tested and analyzed. The variation of the specimen was number of rod and thickness of angles attached at the beam. The behavior of each model under static loading, maximum displacement, maximum moment, rotational stiffness and ductility were observed. M9B1 type connections have more flexible than M9B2 type connections. The behavior of connection was depened on number of bearing steel rods at the beam, wood quality and thickness of the angles.</em></p> 2016-07-01T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2016 MEKANIKA https://journal.unpar.ac.id/index.php/mekanika/article/view/2090 UJI EKSPERIMENTAL KUAT CABUT PAKU PADA KAYU 2016-07-27T08:07:44+07:00 Altho Sagara altho.sagara@unpar.ac.id <p><em>SNI 7973-2013 yang berjudul Spesfikasi Desain untuk Konstruksi Kayu, adalah peraturan yang digunakan dalam melakukan perancangan konstruksi kayu di Indonesia. Peraturan tersebut memberikan acuan yang baik dalam melakukan perhitungan struktur kayu, baik berupa elemen struktur maupun sambungan dari elemen struktur kayu. Salah satu kekurangan dari peraturan tersebut adalah tidak adanya rumusan / persamaan yang dapat digunakan untuk menghitung besarnya kuat cabut pada alat pengencang mekanik seperti paku dan sekrup. ASTM D 1761 “Standard Test Methods for Mechanical Fasteners in Wood” adalah standar yang dapat digunakan untuk melakukan pengujian kuat cabut pada elemen pengencang pada kayu seperti paku, sekrup, dan staples. Dari variasi pengujian yang dilakukan didapatkan hubungan antara kuat cabut paku dengan berat jenis, kadar air, arah serat, dan diameter paku yang digunakan. Nilai kuat cabut paku yang dihasilkan pada penelitian ini berkisar antara 1.86 – 9.28 MPa.</em></p> 2016-07-01T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2016 MEKANIKA https://journal.unpar.ac.id/index.php/mekanika/article/view/2091 UJI EKSPERIMENTAL KUAT CABUT SEKRUP PADA KAYU 2016-07-27T08:08:19+07:00 Sisi Nova Rizkiani sisinova@unpar.ac.id <p><em>Penggunaan material kayu maupun kayu olahan dalam banyak aplikasi struktural dan aplikasi lainnya sering melibatkan penggunaan pengencang mekanik seperti paku, sekrup, baut, sekrup lag, pasak, dll. Penggunaan sekrup sebagai salah satu jenis pengencang mekanik dapat ditinjau berdasarkan kekuatan cabut sekrup tersebut.</em></p><p><em>Pengujian kuat cabut sekrup dilaksanakan sesuai dengan ASTM D 1761 dan menggunakan kayu meranti, kayu akasia dan kayu sengon sebagai variasi jenis kayu. Nilai kuat cabut sekrup tersebut bervariasi antara 4.85 MPa dan 12.96 MPa. Spesific gravity pada pengujian dibagi menjadi pada 2 rentang yaitu rentang 0.3-0.5 dan 0.5-0.7. Sehingga untuk selanjutnya pengaruh kadar air dan arah serat pada kayu terhadap nilai kuat cabut sekrup akan dianalisa pada kayu dengan rentang spesific gravity yang sama.</em></p><p><em>Pada umumnya hasil pengujian menunjukan kuat cabut sekrup meningkat dengan pengunaan diameter sekrup yang lebih besar, spesific gravity kayu yang lebih besar, kadar air kayu yang lebih kecil, pemasangan sekrup yang semakin mendekati tegak lurus terhadap arah serat kayu.</em></p> 2016-07-01T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2016 MEKANIKA https://journal.unpar.ac.id/index.php/mekanika/article/view/2092 NON-LINIER COMPRESSION STRESS-STRAIN CURVE MODEL FOR HARDWOOD 2016-07-27T08:09:02+07:00 Adhijoso Tjondro tjondro@unpar.ac.id Bambang Suryoatmono dummy@unpar.id Iswandi Imran dummy@unpar.id <em>Non-linier compression stress-strain relationship was derived from experimental investigation of 144 small clear specimens of three Indonesian hardwood species, namely Acacia, Meranti and Kruing. Both compression parallel to the grain and compression perpendicular to the grain were tested. The stress-strain curve consists of linier-elastic line until proportional limit and bi-linier curve. Stress-strain curve parameters for compression parallel to the grain, such as elastic modulus, post-elastic modulus, proportional limit, ultimate stress and post-elastic strain limit were derived based on the specific gravity. And also stress-strain curve parameters for compression perpendicular to the grain, such as elastic modulus, post-elastic modulus and proportional limit were derived based on the specific gravity and the angle between stress direction and tangential axis direction. Compression strength perpendicular to the grain in tangential direction was found much lower than compression strength perpendicular to the grain in radial direction. </em> 2016-07-01T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2016 MEKANIKA