PERAN KEESTETIKAAN TIAP KORIDOR TERHADAP PEMBENTUKAN KUALITAS FISIK LANDMARK JEMBATAN AMPERA PALEMBANG

Authors

  • Roni Sugiarto Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan
  • Fx Budiwidodo Pangarso Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan

Abstract

Salah satu elemen dasar yang akan menghubungkan antar lokasi, antar wilayah, suatu tempat ke tempat lain adalah karakter Jalan, jalan/koridor memiliki potensi membentuk karakter urban space yang membentuknya. Koridor yang dibatasi dengan blok bangunan akan membentuk dinding koridor. Namun tidak semua koridor membentuk urban space karena tidak semua koridor memiliki kekuatan estetis sebagai koridor. Kualitas fisik yang diberikan oleh unsur-unsur keestetikaan pada suatu tempat dapat menimbulkan ungkapan ekspresi keindahan dan image yang kuat atas tatanan fisik/spasial dan kultural, sehingga akan menunjukkan eksistensi kegiatan dan pola aktivitas lingkungan perkotaan tertentu.
Penelitian dengan menelusuri ke-estetikaan dilakukan untuk mengetahui adanya kaitan antar komponen sistem visual dan aspek non-fisik pada masing-masing koridor terhadap Jembatan Ampera yang menjadi landmark kota Palembang. Landasan penelitian bertema keestetikaan lingkungan perkotaan berbasis pada kultural historiografis bertujuan memperoleh unsur fisik/spasial dan unsur normatif yang secara eksistensial maupun arsitektural berpotensi determinatif-indikatif dalam mencipta keestetikaan lingkungan.
Lingkungan perkotaan yang di pilih yaitu Koridor Jalan Sudirman Seberang Ilir (SI) dan Koridor Seberang Ulu (SU) Kota Palembang. Kedua koridor perkotaan ini memiliki keterkaitan fungsional masing-masing dan norma simbolik eksistensial masing-masing. Koridor SI berada di utara jembatan Ampera; sedangkan koridor SU berada di kawasan selatan Jembatan Ampera. Saat ini secara fungsional koridor SI pada ruas jalan Sudirman ini bertumbuh menjadi area kegiatan komersial dan kuat akan pengaruh Belanda, yang tentu akan berdampak pada nilai strategis yang dimilikinya. Sementara pada ruas koridor SU jalan Seberang Ulu tetap bertumbuh dalam konsep vernakular dan fungsi pengendali kesinambungan eksistensi tradisi budaya Kapiten dan Arab. Kondisi kedua lokasi yang berbeda ini secara estetis menjadi unik, oleh karena dalam pertumbuhan dan upaya peningkatan kebutuhan masyarakat serta ragam kegiatannya berlangsung melalui proses keselarasan antara nilai-budaya tradisi dan nilai-modernitas kehidupan urban, tetapi tetap dapat memberikan ekspresi nilai strategis kultural. Selain itu juga diharapkan dapat menemukan hubungan sistem visual dan aspek non fisik pada tiap-tiap koridor penggal jalan terhadap kualitas visual jembatan Ampera sebagai landmark Kota Palembang.
Penelitian ini menggukana metode penelitian kualitatif dengan pendekatan rasionalistik, dimana penerapan penelitian ini menggunakan metoda pengumpulan secara langsung yaitu penelitian lapangan melalui observasi visual maupun melalui respondensi, untuk menganalisa permasalahan yang ada dengan melihat sistem visual melalui hubungan antar elemen.
Penelitian ini dilakukan dalam format monodisiplin keilmuan, yang difokuskan pada bidang arsitektur-kota dan bidang estetika lingkungan, melalui proses studi literatur, observasi visual lapangan, pengolahan data, analisis fenomenologis citra kultural dan historiografi kota, diskusi dengan para nara-sumber terkait dan penyimpulan atas praduga awal.

Kata kunci : keestetikaan lingkungan, landmark, strategis kultural, sistem visual.

Downloads

Published

2016-02-04

Issue

Section

Articles