PENINGKATAN DURABILITAS BAMBU SEBAGAI KOMPONEN KONSTRUKSI MELALUI DESAIN BANGUNAN DAN PRESERVASI MATERIAL

Authors

  • EB. Handoko Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan, Bandung
  • Anastasia Maurina Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan, Bandung
  • Budianastas Prastyatama Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan, Bandung
  • Ricky Gustin Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan, Bandung
  • Bernadette Sudira Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan, Bandung
  • Jesslyn Priscila Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan, Bandung

Abstract

Bambu mulai (kembali) dipertimbangkan sebagai bahan bangunan pengganti kayu. Faktor penyebabnya adalah kelangkaan suplai kayu mendorong peningkatan harga bahan
ini sehingga tidak terjangkau lagi oleh kebanyakan masyarakat yang membutuhkan hunian atau bangunan lain. Secara tradisional bambu sudah sangat banyak digunakan dalam penyediaan bangunan secara mandiri dan tradisional di masyarakat Jawa Barat. Secara populer bambu sudah diakui memiliki kekuatan cukup tangguh sebagai penunjang
proses konstruksi.
Walaupun demikian, bambu memiliki kelemahan dalam hal daya tahan dan keawetan. Umur bambu yang digunakan pada bangunan atau konstruksi tergolong pendek, hanya 1-5 tahun. Ini terjadi karena ada dua faktor utama yang berpengaruh, yaitu cuaca (hujan, panas matahari) dan serangan serangga (kutu bubuk). Karenanya selama ini bambu hanya dikenal sebagai bahan bangunan untuk konstruksi temporer atau sebagai bahan bangunan kelas 3. Kelemahan dan citra buruk tersebut menenggelamkan potensi besar bambu sebagai bahan bangunan alternatif di tengah kelangkaan kayu.
Bambu secara biologis tumbuh dan mencapai usia siap pakai jauh lebih cepat daripada pohon kayu pada umumnya. Kekuatan dan kelenturannya secara populer sudah diakui. Maka pertanyaan penelitiannya adalah “Bagaimana upaya perancangan bangunan dengan material bambu dapat ditingkatkan durabilitasnya sebagai bahan bangunan?” dan
“Bagaimana upaya untuk meningkatan durabilitas dan kelas awet bamboo melalui tindakan preservasi?”
Penelitian ini merupakan penelitian terapan dengan menggabungkan 2 (dua) metode penelitian yaitu Field Research dan Experimental Research. Field Research dilakukan dengan menganalisi secara deskriptif kualitatif objek penelitian untuk menganalisis upaya peningkatan durabilitas melalui rancangan ataupun preservasi materialnya. Objek Penelitian pada penelitian ini adalah Bamboe Kuning Restaurant (Ubud, Bali), OBI Campus (Jatiluruh), dan Bamboo Musholla (Desa Cibodas). Sedangkan Experimental Research dilakukan untuk menguji teknik preservasi material bambu.
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan penerapan material bambu dalam arsitektur. Pemanfaatan material bambu sebagai material yang berkelanjutan tidak
akan berkembang tanpa meningkatan durabilitas bambunya. Perancangan arsitektur bambu yang baik harus didukung oleh kualitas material yang baik.


Kata kunci: bambu, durabilitas, preservasi melalui rancangan, pengawetan bambu

Downloads

Issue

Section

Articles