RELASI ARSITEKTUR DAN PELESTARIAN GEDUNG REKTORAT UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA DI BANDUNG
Abstract
Studi ini bertujuan mengungkap relasi antara arsitektur dan pelestarian gedung Rektorat UPI., dengan tahapan: Mengungkap esensi pelestarian arsitektur; Mengungkap elemen-elemen arsitektur signifikan untuk dilestarikan; dan mendeskripsikan tindakan pelestarian, agar makna kulturalnya bertahan.
Gedung Rektorat UPI karya CPW. Schoemacker dikenal sebagai Bangunan Cagar Budaya yang masih utuh dan asli, tapi sejarahnya berkata lain yaitu: sebagai tempat tinggal, markas pejuang kemerdekaan (rusak tertembak), kampus (bangunan diperbaiki-ditambah-dirubah). Perubahan bangunan tidak terbaca, sehingga bukti sejarah tersamar.
Esensi pelestarian arsitektur adalah pelestarian makna kultural melalui aspek bentuk dan fungsi. Makna kultural aspek bentuk berupa makna modern-kelokalan pada selubung bangunan, tema lengkung dan apresiasi lingkungan pada ruang dalam, tema lengkung dan orientasi lingkungan pada ruang luar. Makna kultural aspek fungsi berupa makna sejarah (tempat tinggal, markas pejuang, tempat kuliah) dan makna kegunaan kantor Rektorat UPI.
Elemen-elemen arsitektur signifikan. Selubung bangunan: bidang-bidang polos-lengkung, atap datar, jendela besar-teritis lebar. Ruang dalam: tatanan ruang lengkung 3 zona, zona tengah memanjang arah Utara-Selatan diapit oleh ruang zona kiri dan zona kanan, berlantai marmer. Ruang luar berupa taman, terowongan, kolam ikan, pohon-pohon besar, pintu gerbang, tugu, dan pandangan ke arah Kota Bandung dan gunung Tangkuban Perahu.
Selubung bangunan telah sedikit berubah dari asalnya, maka tindakan pelestariannya ada 2 pilihan: Restorasi (bagian selubung dikembalikan ke bentuk asal) atau Rehabilitasi (pembedaan tampilan bangunan antara bagian yang asli dan yang lebih baru, dengan warna atau tekstur namun tetap harmonis). Tindakan terpilih dilengkapi dengan tindakan preservasi selubung bangunan (perbaikan bagian-bagian yang retak/lapuk, perapihan jaringan kabel-pipa), Ruang tengah (direstorasi ke pola lengkung seperti semula), Atap entrance sebaiknya dijadikan transparan kembali agar entrance hall dan lobby dapat terang alami.
Kata kunci: Makna kultural, fungsi, bentuk, preservasi, restorasi.