Riset Arsitektur (RISA) https://journal.unpar.ac.id/index.php/risa <p>eISSN<a title="eISSN RISA UNPAR" href="http://issn.pdii.lipi.go.id/issn.cgi?daftar&amp;1473904869&amp;1&amp;&amp;" target="_blank" rel="noopener"> 2548-8047</a> (Media Online)</p> <p>Tujuan dari jurnal ini adalah untuk menyediakan tempat bagi Skripsi-skripsi mahasiswa yang dibimbing oleh dosen-dosen dan disidangkan pula oleh 2 orang dosen jurusan Arsitektur Universitas Katolik Parahyangan lainnya. Skripsi-skripsi tersebut adalah hasil yang terbaik, dan dilakukan penilaian kembali oleh para reviewer lainnya (5 panel ahli diluar Universitas Katolik Parahyangan). Semua skripsi-skripsi tersebut dipresentasikan dalam bentuk seminar terbuka nasional. Dibagi dalam kelompok materi, Sejarah Teori dan Falsafah Arsitektur, Perumahan dan Permukiman, Arsitektur dan Tata Kota, serta Teknologi Manajemen gedung disajikan dalam Jurnal ini. Jurnal akan diterbitkan empat kali dalam setahun setiap 3 bulan.</p> id-ID risetarsitektur@unpar.ac.id (Dr. Ir. Hartanto Budiyuwono, MT.) risetarsitektur@gmail.com (Dr. Ir. Hartanto Budiyuwono, MT.) Mon, 06 Jan 2025 00:00:00 +0700 OJS 3.3.0.13 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 KAJIAN DESAIN BANDARA INDONESIA: KENUSANTARAAN DITINJAU DARI POLA RUANG, SOSOK, DAN ORNAMENTASI https://journal.unpar.ac.id/index.php/risa/article/view/8935 <p>Abstrak - Dalam perbincangan perihal arsitektur di bumi-laut Nusantara yang kini kita kenal sebagai negara<br>Republik Indonesia, membawa kumpulan pertanyaan tentang apa itu Arsitektur Indonesia. Bandara sebagai<br>representasi gerbang masuk sebuah bangsa yang hadir sebagai penyambut pertama bagi pengguna moda<br>transportasi udara baik pengguna domestik maupun pengguna internasional. Representasi gerbang<br>melambangkan identitas serta citra sebuah bangsa, keberadaannya membawa pesan penting akan identitas<br>sebuah bangsa yang tercermin melalui bentuk arsitektur pada bandara. Bandara kini dirancang bukan hanya<br>sebagai pemenuhan fasilitas sebuah daerah atau bahkan negara, melainkan sudah lebih dari itu, bandara<br>dirancang dengan meletakan upaya-upaya memunculkan karakter visual yang memperlihatkan<br>langgam-langgam arsitektur baik dari barat hingga sisi timur negara Republik Indonesia. Langgam arsitektur ini<br>menjadi cerminan dari potensi seni-budaya, pariwisata, serta kearifan lokal.Perkembangan arsitektur Indonesia dari masa lampau hingga kini menghasilkan transformasi bentuk<br>yang terus beradaptasi sesuai dengan zamannya, ilmu Arsitektur Nusantara hadir sebagai ilmu ”liyan” dalam<br>memandang arsitektur. Arsitektur Nusantara hadir dalam upayanya mengkini dengan terus berkembang,<br>bertransformasi, dan mengglobal, tidak menjiplak arsitektur masa lampau atau arsitektur yang sudah ada,<br>walaupun tetap menghargai arsitektur masa lampau. Definisi Arsitektur Nusantara yang digunakan berdasarkan<br>kajian Arsitektur Nusantara karya Prof. Josef Prijotomo.<br>Bandara di Indonesia dengan skala internasional bukan lagi hanya mewakili kotanya, melainkan<br>mewakili representasi wajah Indonesia. Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta - Cengkareng,<br>Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai - Denpasar, dan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin-Makassar<br>memiliki jumlah pengguna tertinggi di Indonesia, dan memegang peranan penting sebagai representasi<br>Indonesia. Persandingan secara deskriptif – kualitatif - komparatif dilakukan guna melihat bagaimana<br>aspek-aspek kenusantaraan berdasarkan definisi Arsitektur Nusantara yang diterapkan pada ketiga bandara<br>objek studi. Sehingga dapat dilihat bagaimana transformasi pengkinian Arsitektur Nusantara telah melekat<br>pada perancangan bandara di Indonesia. Kajian ini dilakukan untuk mendapatkan bagaimana proses pengkinian<br>arsitektur nusantara pada bangunan bandara di Indonesia, apakah bandara di Indonesia dapat mencerminkan<br>kenusantaraannya melalui pola ruang, sosok, dan ornamentasinya.<br>Kata Kunci: Bandara, Arsitektur Nusantara, Karakter Visual</p> Antonio Andrew Darsono, Josef Prijotomo Hak Cipta (c) 2025 Antonio Andrew Darsono https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/ https://journal.unpar.ac.id/index.php/risa/article/view/8935 Mon, 06 Jan 2025 00:00:00 +0700 SEKUENS SPASIAL PADA GALERI SENI NUART SCULPTURE PARK, BANDUNG https://journal.unpar.ac.id/index.php/risa/article/view/8936 <p>Abstrak - Rangkaian tatanan ruang yang menciptakan suatu alur kontinu sehingga memiliki titik awal dan<br>akhir dapat disebut sebagai sekuens spasial dalam arsitektur. Rangkaian alur yang turut berperan dalam<br>menyampaikan konsep seni, budaya, dan alam pada galeri seni NuArt Sculpture Park ini menarik perhatian<br>penulis untuk menggali lebih dalam mengenai pengalaman sekuensial dan pembentuknya. Penelitian ini<br>bertujuan untuk membahas sekuens spasial yang hadir dalam arsitektur melewati penjabaran terkait<br>elemen-elemen arsitektur yang turut membentuk dan memengaruhi sekuens spasial pada NuArt Sculpture Park.<br>Jenis pendekatan yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif, dimana Peneliti akan<br>melakukan studi literatur terkait dengan sekuens spasial dalam arsitektur serta elemen-elemen pembentuknya<br>baik berupa elemen fisik maupun non fisik yang kemudian digunakan sebagai dasar untuk menganalisis data.<br>Lalu data hasil analisis tersebut yang bersifat kualitatif akan disusun dan diuraikan secara naratif. Proses analisis<br>pada objek studi kemudian difokuskan pada penjabaran jalur-jalur yang ada dan penggambaran sketsa pada<br>titik-titik tertentu untuk menganalisis elemen maupun jenis sekuens spasial yang ada pada NuArt Sculpture<br>Park.</p> <p>Dari penelitian yang sudah dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa galeri seni ini memiliki<br>elemen-elemen pembentuk sekuens spasial sebagai upaya dalam mewujudkan tujuan dan konsep utama dari<br>NuArt Sculpture Park sehingga pengunjung mendapatkan suatu pengalaman yang utuh. Berdasarkan hubungan<br>musik dan arsitektur, rangkaian alur pada NuArt Sculpture Park diikat oleh kesatuan sekuens yang terdiri dari<br>intro, verse, chorus, bridge, dan outro. Sementara jika dilihat dari sekuens spasial dalam arsitektur, jenis sekuens<br>yang terbentuk pada NuArt Sculpture Park adalah sekuens panjang dan sekuens pendek.<br>Kata Kunci: sekuens spasial, galeri seni, NuArt Sculpture Park</p> Athaya Hanin Ayudhiya, Sudianto Aly Hak Cipta (c) 2025 Athaya Hanin Ayudhiya https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/ https://journal.unpar.ac.id/index.php/risa/article/view/8936 Mon, 06 Jan 2025 00:00:00 +0700 ATMOSFER RUANG PADA STUDIO D-ASSOCIATES https://journal.unpar.ac.id/index.php/risa/article/view/8937 <p>Abstrak- Hiruk pikuk Ibukota Jakarta berakibat pada tingginya angka stress yang dimiliki oleh penduduknya.<br>Pada tahun 2021, Jakarta menempati peringkat ke-9 di dunia sebagai kota dengan tingkat stress paling<br>berdasarkan VAAY. Di tengah keramaian Jakarta sebagai kota metropolitan, peneliti, yang bekerja di<br>d-associates architect, merasakan kehadiran studio d-associates seolah terlepas dari kepenatan ibukota yang sering dikaitkan dengan bangunan formal yang padat. Disimilaritas atmosfer ruang antara ruang luar yang gaduh<br>dan ruang dalam yang tenang terjadi di studio d-associates yang berlokasi di pusat keramaian Kawasan Kemang.<br>Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan sebelumnya, muncul pertanyaan penelitian yaitu bagaimana<br>elemen-elemen pembentuk atmosfer mempengaruhi emosi pengguna di studio d-associates. Diharapkan,<br>penelitian ini dapat meningkatkan pemahaman tentang atmosfer ruang dalam arsitektur dan pengaruhnya<br>terhadap emosi pengguna juga melatih kesadaran spasial terhadap pengalaman ruang dalam mengapresiasi<br>ruang arsitektur dengan cara yang lebih sistematis dan terstruktur. Biro ini didirikan oleh Gregorius Supie<br>Yolodi dan Maria Rosantina pada tahun 2001, dan pada tahun 2016 mereka berhasil merancang dan membangun<br>studio mereka sendiri yang terletak di Jalan Bangka XI A no. 7B, Kemang, Jakarta Selatan. Konsep awal dari<br>bangunan ini adalah menciptakan kantor yang bersifat informal dan fleksibel, yang merupakan kebalikan dari<br>tipologi perkantoran umumnya yang cenderung kaku dan formal. Penelitian ini bertujuan untuk memahami<br>proses penciptaan atmosfer ruang yang terbentuk di studio d-associates melalui elemen-elemen pembentuk<br>atmosfer tersebut, serta memahami pengaruh atmosfer ruang terhadap pembentukan emosi pengguna di dalam<br>studio tersebut. Tahap penelitian mencakup 2 bagian, bagian pertama adalah tahap pengumpulan data fisik<br>melalui observasi dan foto-foto untuk menganalisis ruang fisik spasial yang dikomposisikan oleh arsitek.<br>Kemudian, bagian kedua adalah tahap pengumpulan data mental dengan melakukan wawancara kepada arsitek<br>dan membagikan kuesioner terhadap pengguna untuk meninjau atmosfer ruang ang dirasakan dan pengaruhnya<br>terhadap emosi. Atmosfer ruang pada studio d-associates cukup beragam yang dirasakan pada ruang dan waktu<br>yang berbeda. Elemen pembentuk atmosfer, terutama pencahayaan dan material, memiliki pengaruh signifikan<br>terhadap atmosfer ruang dan emosi yang dirasakan oleh pengguna di studio ini. Sebanyak 75% pengguna<br>merasakan pengaruh pencahayaan ruang secara signifikan terhadap emosi yang mereka alami melalui atmosfer<br>ruang dan 68,8% pengguna menganggap bahwa material yang dipilih memiliki pengaruh terhadap atmosfer<br>ruang dan emosi yang mereka rasakan. Rasa puas atau satisfaction menjadi emosi yang paling umum terjadi di<br>studio d-associates, dengan 60% pengguna merasakan emosi positif dengan intensitas rendah. Hampir setiap<br>ruang mampu membangkitkan emosi positif pada pengguna, kecuali ruang studio arsitektur. Studio arsitektur<br>terlihat memiliki perubahan emosi yang signifikan, dengan emosi positif pada pagi dan siang hari, namun emosi<br>negatif pada malam hari. Hal ini disebabkan oleh pencahayaan yang kurang memadai pada malam hari. Maka,<br>dapat disimpulkan bahwa emosi pengguna sangat terkait dengan atmosfer ruang yang dirasakan melalui indera<br>sensori. Atmosfer ruang yang mendukung aktivitas akan memicu emosi positif, sementara atmosfer yang tidak<br>sesuai dapat menyebabkan emosi negatif.<br>Kata-kata kunci: studio d-associates, atmosfer ruang, emosi, Kemang Jakarta</p> Nabila Hadini Zaenudin, Caecilia S. Wijayaputri Hak Cipta (c) 2025 Nabila Hadini Zaenudin https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/ https://journal.unpar.ac.id/index.php/risa/article/view/8937 Mon, 06 Jan 2025 00:00:00 +0700 PENGARUH DESAIN BUKAAN CAHAYA TERHADAP KENYAMANAN VISUAL DI WHEELS COFFEE ROASTERS RIAU BANDUNG https://journal.unpar.ac.id/index.php/risa/article/view/8938 <p><strong>Abstrak - </strong><span style="font-weight: 400;">Pencahayaan alami merupakan salah satu hal yang penting dalam arsitektur. Pencahayaan alami di kafe atau restoran dapat memberikan berbagai manfaat, termasuk menciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan bagi pengunjung, serta membantu mengurangi biaya energi. Akan tetapi, cahaya yang terlalu terang dapat menyebabkan silau dan menjadi masalah yang mengganggu kenyamanan pelanggan dan karyawan. Cahaya alami yang kurang pun dapat menggangu kenyamanan visual seperti membuat objek menjadi kurang jelas dan menyebabkan kontras antara bidang kerja dengan bukaan. Pada umumnya, cahaya alami masuk ke </span></p> <p><span style="font-weight: 400;">dalam ruangan melalui bukaan samping seperti jendela. Namun seringkali cahaya alami sulit berpenetrasi ke dalam ruangan karena letak bangunan yang berdekatan atau bentuk bangunan yang gemuk sehingga digunakan bukaan atas seperti </span><em><span style="font-weight: 400;">skylight</span></em><span style="font-weight: 400;">.&nbsp;</span></p> <p><span style="font-weight: 400;">Wheels Coffee Roasters Riau Bandung adalah salah satu kafe di kota Bandung. Wheels Coffee Roaster memiliki dua ruang </span><em><span style="font-weight: 400;">indoor </span></em><span style="font-weight: 400;">dengan karakteristik pencahayaan alami yang sangat berbeda. Ruang </span><em><span style="font-weight: 400;">indoor </span></em><span style="font-weight: 400;">pertama adalah ruang makan dan bar di atrium dengan bukaan atas berupa kombinasi </span><em><span style="font-weight: 400;">skylight </span></em><span style="font-weight: 400;">dan </span><em><span style="font-weight: 400;">clerestory.</span></em><span style="font-weight: 400;"> Selain sebagai sumber cahaya alami, </span><em><span style="font-weight: 400;">skylight </span></em><span style="font-weight: 400;">juga menjadi ciri khas dari kafe ini sekaligus mendukung konsep </span><em><span style="font-weight: 400;">micro-tropical </span></em><span style="font-weight: 400;">yang digunakan sebagai desain interiornya. Untuk ruang </span><em><span style="font-weight: 400;">indoor </span></em><span style="font-weight: 400;">kedua adalah ruang makan di samping atrium yang memiliki dua bukaan samping, yaitu bukaan samping ke atrium dan ke luar.</span></p> <p><span style="font-weight: 400;">Jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif – evaluatif dengan pendekatan kuantitatif - kualitatif. Area penelitiannya berada pada ruang di bawah </span><em><span style="font-weight: 400;">skylight </span></em><span style="font-weight: 400;">atrium yang berfungsi sebagai area makan sekaligus area barista dan ruang di samping atrium yang berfungsi sebagai area makan. Simulasi pergerakan matahari terhadap bangunan digunakan untuk menentukan waktu penelitian. Selain itu, simulasi juga digunakan untuk mengumpulkan data dan mengevaluasi mengenai kuantitas dan kualitas pencahayaan alami pada eksisting. Simulasi juga digunakan untuk melakukan optimasi pada objek studi.</span></p> <p><span style="font-weight: 400;">Penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan. Pertama, kenyamanan visual ruang makan dan bar belum tercapai secara kualitas pencahayaan alaminya karena terjadi silau yang mengganggu bahkan tidak dapat ditoleransi. Kedua, kenyamanan visual pada ruang makan di samping atrium belum tercapai secara kuantitas dan kualitas pencahayaan alaminya karena </span><em><span style="font-weight: 400;">illuminance </span></em><span style="font-weight: 400;">belum memenuhi standar dan terjadi kontras ketika melihat ke arah kedua bukaan samping. Perubahan jenis kaca translucent untuk </span><em><span style="font-weight: 400;">skylight </span></em><span style="font-weight: 400;">dan kaca bening untuk </span><em><span style="font-weight: 400;">clerestory</span></em><span style="font-weight: 400;"> dengan kaca transparansi 50% mampu mengurangi silau pada ruang makan dan bar di atrium secara signifikan, meskipun di beberapa waktu masih terjadi silau yang mengganggu bahkan tidak dapat ditoleransi. Perubahan elemen pembayang dan dimensi bukaan samping ke luar dapat meningkatkan </span><em><span style="font-weight: 400;">illuminance </span></em><span style="font-weight: 400;">dan mengurangi rasio kontras pada ruang makan di samping atrium.&nbsp;</span></p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Kata Kunci:</strong><span style="font-weight: 400;"> kafe, pencahayaan alami, kenyamanan visual, desain bukaan</span></p> Daniel Kusnadi, Mira Dewi Pangestu Hak Cipta (c) 2025 Daniel Kusnadi https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/ https://journal.unpar.ac.id/index.php/risa/article/view/8938 Mon, 06 Jan 2025 00:00:00 +0700 STUDI RELASI ARSITEKTUR CANDI MAJAPAHIT PADA BANGUNAN PURA DI BALI SELATAN https://journal.unpar.ac.id/index.php/risa/article/view/8939 <p><strong>Abstrak </strong><span style="font-weight: 400;">- Candi dan pura adalah bangunan yang difungsikan sebagai tempat bersembahyang, perbedaan kedua bangunan ini terletak pada penggunaannya pada saat ini. Candi identik dengan tempat pemujaan bagi leluhur dan menjadi tempat penyimpanan abu bangsawan namun saat ini tidak aktif digunakan, Pura di Bali menjadi tempat yang masih aktif digunakan masyarakat untuk bersembahyang. Melihat kesetaraan fungsi antara candi dan pura, lebih jauh lagi dapat ditinjau dari konteks historis terhadap perkembangan keduanya. Berdasarkan konteks sejarah, Bali dikuasai oleh kerajaan Majapahit dan</span></p> <p><span style="font-weight: 400;">mempengaruhi perkembangan pembentukan arsitektur pura di Bali. Pengaruh ini dituangkan dalam kitab Negarakertagama pupuh 79 yang menyatakan Bali tunduk terhadap pembentukan candi dan berbagai bangunan lainnya. Penelitian sejauh mana arsitektur candi Majapahit terhadap arsitektur pura menjadi menarik akibat bentuk arsitektur dan bukti kearifan lokal hadir dan berkembang di Indonesia membuat pengaruh arsitektur yang datang ke suatu kawasan tidak langsung diserap namun diolah dan dikembangkan sesuai dengan konteks lokasi. Tujuan penelitian ini untuk memahami korelasi antara arsitektur candi Majapahit dan pura di Bali dan melihat sejauh mana pengaruh arsitektur candi Majapahit terhadap arsitektur pura di Bali.</span></p> <p><span style="font-weight: 400;">Penelitian dilakukan secara deskriptif dengan metode kualitatif dengan cara mendeskripsikan keadaan eksisting dan membandingkan dengan teori sosok, wujud, tata massa dan ruang, tektonika dan ornamentasi. Data dikumpulkan dengan cara observasi dan didukung dengan kajian literatur.</span></p> <p><span style="font-weight: 400;">Data yang dikumpulkan berkaitan dengan wujud, sosok, tata ruang dan massa, tektonika dan ornamentasi pada candi Majapahit dan pura kemudian dianalisis dengan teori terkait.</span></p> <p><span style="font-weight: 400;">Hasil penelitian berupa relasi arsitektur candi Majapahit pada bangunan pura di Bali yang ditampilkan dalam wujud komparasi terkait wujud, tata massa dan ruang, tektonika dan ornamentasi pada kedua objek.</span></p> <p><span style="font-weight: 400;">&nbsp;</span></p> <p><strong>Kata Kunci</strong><span style="font-weight: 400;">: arsitektur candi majapahit, arsitektur pura</span></p> Keithdavin Richard Adithya, Rahadhian Prajudi Herwindo Hak Cipta (c) 2025 Keithdavin Richard Adithya https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/ https://journal.unpar.ac.id/index.php/risa/article/view/8939 Mon, 06 Jan 2025 00:00:00 +0700 EVALUASI PELESTARIAN ARSITEKTUR POS BLOC JAKARTA https://journal.unpar.ac.id/index.php/risa/article/view/8940 <p><span style="font-weight: 400;">Kota Jakarta memiliki banyak bangunan sejarah yang menjadi cagar budaya , salah satunya adalah Gedung Pos Bloc Jakarta. Gedung Pos Bloc Jakarta sebagai gedung cagar budaya kelas A saat ini mengalami perubahan fungsi signifikan&nbsp; , sehingga perlu diteliti&nbsp; lebih lanjut bagaimana dampak peralihan fungsi masa kini terhadap pelestarian arsitekturnya dari segi aspek bentuk dan konstruksi.Tujuan penelitian ini adalah untuk&nbsp; mengetahui dampak perubahan fungsi masa kini pos bloc jakarta terhadap aspek bentuk dan konstruksinya serta tindakan pelestariannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis - evaluatif.Aspek konstruksi pada gedung pos bloc jakarta berkaitan dengan perubahan fungsi masa kini masih terjaga keasliannya , sedangkan pada aspek bentuk mengalami beberapa perubahan. Aspek bentuk fasad dan massa bangunan cukup mengalami perubahan dengan adanya pergantian pintu dan jendela pada bagian fasad dan penambahan ekstensi pada massa sayap kanan. Pada bentuk ruang dalam cukup mengalami perubahan sebagai adaptasi terhadap fungsi masa kini dengan penambahan ruang retail pada hall utama , pengubahan layout pada massa sayap kanan dan kiri , serta beberapa perubahan elemen pintu dan jendela.&nbsp; Dari hasil temuan perubahan tersebut dievaluasi mengacu kepada pedoman undang-undang , didapat hasil beberapa perubahan elemen arsitektur pintu , jendela yang signifikan pada fasad dan ruang dalam tidak diperkenankan&nbsp; berdasarkan undang-undang pelestarian. Arahan tindakan pelestarian yang disarankan adalah , tindakan preservasi pada aspek bentuk dan konstruksi yang masih dipertahankan keasliannya. Tindakan rekonstruksi pada pintu dan jendela pada bagian fasad untuk mengembalikan karakter dan ciri asli fasad bangunan.Tindakan adaptasi pada ruang dalam bangunan sebagai bentuk penyesuaian dengan fungsinya sekarang</span></p> <p><strong>Kata-kata kunci </strong><span style="font-weight: 400;">: Pelestarian , Bentuk , Fungsi , Konstruksi , Pos bloc Jakarta</span></p> Jose Padraic Harianto, Alwin S.Sombu Hak Cipta (c) 2025 Jose Padraic Harianto https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/ https://journal.unpar.ac.id/index.php/risa/article/view/8940 Mon, 06 Jan 2025 00:00:00 +0700