Riset Arsitektur (RISA) https://journal.unpar.ac.id/index.php/risa <p>eISSN<a title="eISSN RISA UNPAR" href="http://issn.pdii.lipi.go.id/issn.cgi?daftar&amp;1473904869&amp;1&amp;&amp;" target="_blank" rel="noopener"> 2548-8047</a> (Media Online)</p> <p>Tujuan dari jurnal ini adalah untuk menyediakan tempat bagi Skripsi-skripsi mahasiswa yang dibimbing oleh dosen-dosen dan disidangkan pula oleh 2 orang dosen jurusan Arsitektur Universitas Katolik Parahyangan lainnya. Skripsi-skripsi tersebut adalah hasil yang terbaik, dan dilakukan penilaian kembali oleh para reviewer lainnya (5 panel ahli diluar Universitas Katolik Parahyangan). Semua skripsi-skripsi tersebut dipresentasikan dalam bentuk seminar terbuka nasional. Dibagi dalam kelompok materi, Sejarah Teori dan Falsafah Arsitektur, Perumahan dan Permukiman, Arsitektur dan Tata Kota, serta Teknologi Manajemen gedung disajikan dalam Jurnal ini. Jurnal akan diterbitkan empat kali dalam setahun setiap 3 bulan.</p> id-ID risetarsitektur@unpar.ac.id (Dr. Ir. Hartanto Budiyuwono, MT.) risetarsitektur@gmail.com (Dr. Ir. Hartanto Budiyuwono, MT.) Kam, 04 Jul 2024 11:57:56 +0700 OJS 3.2.1.2 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 PENGARUH TEKNIK PENCAHAYAAN ALAMI DAN BUATAN TERHADAP PERSEPSI KESAKRALAN PENGGUNA DI RUANG IBADAH GEREJA SANTO MATIAS RASUL KOSAMBI, JAKARTA https://journal.unpar.ac.id/index.php/risa/article/view/8241 <p><strong>Abstrak - </strong><span style="font-weight: 400;">Sebagai salah satu elemen desain utama dalam ruang sakral, cahaya baik alami maupun buatan berperan penting dalam menanggapi isu berkurangnya sakralitas Gereja Katolik modern. Gereja Santo Matias Rasul Kosambi, Jakarta, merupakan Gereja Katolik modern yang didesain menggunakan strategi pemasukan pencahayaan alami dan teknik pencahayaan buatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan teknik pencahayaan alami dan buatan pada waktu ibadah pagi dan malam terhadap persepsi kesakralan pengguna di ruang ibadah Gereja Santo Matias Rasul Kosambi, Jakarta.</span></p> <p><span style="font-weight: 400;">Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif (pengamatan fisik ruang ibadah yaitu bentuk, zona dan sirkulasi ruang, elemen-elemen pelingkup dan pengisi ruang) dan data kuantitatif (pengukuran ruang (dimensi dan proporsi ruang) dan pengukuran potometrik cahaya (tingkat iluminasi dan luminansi)). Perangkat lunak Aftab Alfa digunakan untuk membantu menampilkan perbandingan kontras pada ruang gereja secara keseluruhan. Kuesioner dilakukan untuk mengambil data persepsi pengguna terhadap tampilan ruang pada pagi dan malam hari dengan pencahayaan alami dan buatan yang dilakukan dalam tampilan ruang realitas virtual dengan visualisasi berupa foto 360⁰. Analisis kualitatif digunakan untuk mengevaluasi peran teknik pencahayaan yang digunakan pada ruang gereja dalam membangkitkan kesakralan ruang. Analisis kuantitatif dilakukan dengan mengolah data persepsi hasil kuesioner menggunakan perangkat lunak pengolah data JMP Pro.&nbsp;</span></p> <p><span style="font-weight: 400;">Faktor kejelasan simbolisasi dan ornamentasi pada area altar dan kejelasan alur ruang pada ibadah pagi memiliki nilai yang lebih baik dibandingkan dengan pada waktu ibadah malam. Namun, ibadah malam masih dinilai lebih sakral karena pada faktor ukuran dan skala monumental ruang, kejelasan hirarki ruang ibadah, dan emosi, nilai pada waktu ibadah malam lebih tinggi dibandingkan pada waktu ibadah pagi. Persepsi yang paling dirasakan mempengaruhi penilaian kesakralan ruang ibadah adalah ukuran dan skala monumental ruang, serta indikator emosi yang dirasakan pada ruang, terkhusus emosi positif pada ruang ibadah. Faktor kejelasan hirarki ruang juga turut mempengaruhi emosi kekaguman, harapan, kegembiraan, dan kedamaian.</span></p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Kata-kata kunci:</strong><span style="font-weight: 400;"> teknik pencahayaan, Gereja Katolik, persepsi sakralitas, Santo Matias Rasul Kosambi Jakarta</span></p> <p><br><br></p> Rosa , Ari Ani Mandala Hak Cipta (c) 2024 Rosa https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/ https://journal.unpar.ac.id/index.php/risa/article/view/8241 Kam, 04 Jul 2024 00:00:00 +0700 ADAPTASI PENGHUNI DARI PERMUKIMAN KUMUH KE HUNIAN BERKONSEP RISHA STUDI KASUS: RUSUNAWA SUBKOMUNAL RISHA SEMANGGI DI SURAKARTA https://journal.unpar.ac.id/index.php/risa/article/view/8247 <p><strong>Abstrak - </strong><span style="font-weight: 400;">Syarif Burhanuddin, Direktur PUPR, mengimbau masyarakat yang tinggal di rumah tidak layak huni di kawasan kumuh untuk segera pindah ke rumah susun yang disediakan pemerintah. Selain sebagai tempat tinggal yang nyaman, pembangunan Rusunawa bertujuan untuk membatasi penggunaan lahan permukiman di perkotaan. Perpindahan penduduk dari daerah kumuh ke rusunawa akan menimbulkan ide-ide baru, kesulitan, dan perubahan kondisi dan cara hidup masyarakat berpenghasilan rendah. Pembangunan Rusunawa Kelurahan di wilayah Semanggi, berdasarkan konsep Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA), merupakan salah satu strategi untuk menghilangkan permukiman kumuh di Kota Surakarta. Inovasi pembangunan Rusunawa Subkomunal RISHA Semanggi didasarkan pada kebutuhan untuk mempercepat penyediaan perumahan dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah, dengan tetap menjaga kualitas bangunan dan memenuhi persyaratan perumahan yang layak huni.</span></p> <p><span style="font-weight: 400;">Dengan mendokumentasikan situasi terkini Rusunawa Subkomunal RISHA Semanggi dan membandingkannya dengan kondisi permukiman kumuh di Kawasan Semanggi sebelum tahun 2018, penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Observasi lapangan, wawancara, dan studi pustaka digunakan untuk mengumpulkan data di Rusunawa RISHA Semanggi Sub-komunal Semanggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana bentuk adaptasi fisik dan sosial masyarakat yang dahulu tinggal di permukiman kumuh di Kawasan Semanggi dan kemudian pindah ke Rusunawa Kelurahan RISHA Semanggi. Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis data seperti reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.</span></p> <p><span style="font-weight: 400;">Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat yang terkena relokasi menyesuaikan gaya hidup mereka untuk beradaptasi dengan kondisi lingkungan baru sebagai akibat dari penataan permukiman kumuh di Desa Mojo. Penyesuaian fisik dan sosial terjadi pada warga Rusunawa Kelurahan RISHA Semanggi.</span></p> <p><strong>Kata Kunci:</strong><span style="font-weight: 400;"> RISHA, permukiman kumuh, relokasi, adaptasi, Semanggi</span></p> Karel Audrey Mellinda Christy, Hartanto Budiyuwono Hak Cipta (c) 2024 Karel Audrey Mellinda Christy https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/ https://journal.unpar.ac.id/index.php/risa/article/view/8247 Kam, 04 Jul 2024 00:00:00 +0700 POTENSI STASIUN KERETA API CIMAHI SEBAGAI LANDMARK KOTA CIMAHI https://journal.unpar.ac.id/index.php/risa/article/view/8248 <p><strong>Abstrak - </strong><span style="font-weight: 400;">Kota Cimahi dikenal sebagai Kota Militer dengan berbagai peninggalan sejarah, khususnya dari masa penjajahan Kolonial Hindia-Belanda. Salah satu peninggalan zaman Hindia-Belanda di Kota Cimahi adalah Stasiun Kereta Api Cimahi (SKAC). SKAC memiliki potensi sebagai </span><em><span style="font-weight: 400;">landmark </span></em><span style="font-weight: 400;">Kota Cimahi berdasarkan konteks sejarah yang mendukung, keistimewaan fungsi, dan peran untuk Kota Cimahi. Kota Cimahi sendiri belum memiliki identitas kota atau </span><em><span style="font-weight: 400;">landmark </span></em><span style="font-weight: 400;">yang dapat mewakili sejarah dan citra Kota Militer. Dengan potensi SKAC yang mendukung sebagai </span><em><span style="font-weight: 400;">landmark </span></em><span style="font-weight: 400;">Kota Cimahi, perlu untuk mengidentifikasi dan mendalami syarat elemen pembentuk citra kota </span><em><span style="font-weight: 400;">landmark </span></em><span style="font-weight: 400;">berdasarkan kriteria, karakteristik, dan tipe </span><em><span style="font-weight: 400;">landmark </span></em><span style="font-weight: 400;">pada SKAC. Kota Cimahi memerlukan </span><em><span style="font-weight: 400;">landmark</span></em><span style="font-weight: 400;"> kota, karena Kota Cimahi memerlukan identitas yang mewakili sebagai citra Kota Militer dan acuan titik referensi atau patokan penentu arah dan tempat manusia berpijak. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan metodologi </span><em><span style="font-weight: 400;">historical research </span></em><span style="font-weight: 400;">terhadap kriteria, karakteristik, dan tipe </span><em><span style="font-weight: 400;">landmark</span></em><span style="font-weight: 400;">. Penelitian dilakukan di SKAC yang terletak pada Jl. Stasion No. 1, Kelurahan Baros, Kecamatan Cimahi Tengah, Cimahi, Jawa Barat. Penelitian ini mengidentifikasi kriteria </span><em><span style="font-weight: 400;">landmark </span></em><span style="font-weight: 400;">menurut teori Kevin Lynch dan karakteristik </span><em><span style="font-weight: 400;">landmark </span></em><span style="font-weight: 400;">menurut teori Donald Appleyard pada SKAC. Kriteria dan karakteristik </span><em><span style="font-weight: 400;">landmark </span></em><span style="font-weight: 400;">diidentifikasi berdasarkan parameter dan indikator atas hasil pengamatan peneliti, observasi lapangan, dan studi pustaka. Kemudian, mengidentifikasi tipe </span><em><span style="font-weight: 400;">landmark </span></em><span style="font-weight: 400;">menurut&nbsp; teori Havva Alkan Balla berdasarkan persepsi dan </span><em><span style="font-weight: 400;">collective memory </span></em><span style="font-weight: 400;">peneliti serta warga Kota Cimahi. Hasil dari penelitian ini dapat dinyatakan bahwa SKAC memiliki potensi layak menjadi </span><em><span style="font-weight: 400;">landmark </span></em><span style="font-weight: 400;">Kota Cimahi. Serta, SKAC termasuk pada tipe </span><em><span style="font-weight: 400;">landmark</span></em><span style="font-weight: 400;"> sebagai </span><em><span style="font-weight: 400;">city memory-historical, daily life / city usage</span></em><span style="font-weight: 400;">, dan </span><em><span style="font-weight: 400;">personal memory </span></em><span style="font-weight: 400;">yang didukung oleh penelitian dalam bentuk wawancara warga Kota Cimahi. Temuan tersebut menunjukkan bahwa SKAC memiliki peran yang penting dalam perkembangan Kota Cimahi, sehingga pantas menjadi ikon atau </span><em><span style="font-weight: 400;">landmark </span></em><span style="font-weight: 400;">Kota Cimahi.</span></p> <p><strong>Kata Kunci: </strong><span style="font-weight: 400;">Tetenger Kota, Bangunan Kolonial Hindia-Belanda, Bangunan Heritage, Stasiun Kereta Api Cimahi</span></p> Nadindra Ramaniya Amanta, Anindhita N. Sunartio Hak Cipta (c) 2024 Nadindra Ramaniya Amanta https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/ https://journal.unpar.ac.id/index.php/risa/article/view/8248 Kam, 04 Jul 2024 00:00:00 +0700 KAJIAN PENDINGINAN PASIF UNTUK MENGOPTIMASI KENYAMANAN TERMAL SEKOLAH PADA IKLIM TROPIS LEMBAP (STUDI KASUS: KB-TK PAHOA TANGERANG) https://journal.unpar.ac.id/index.php/risa/article/view/8242 <p><strong>Abstrak - </strong><span style="font-weight: 400;">Kenyamanan suatu bangunan merupakan hal penunjang aktivitas. Aktivitas siswa di sekolah khususnya peserta didik Taman Kanak-Kanak mempunyai aktivitas yang cenderung lebih banyak menggunakan metabolisme yang lebih tinggi, sehingga ruang yang nyaman adalah aspek </span><span style="font-weight: 400;">penting </span><span style="font-weight: 400;">bagi aktivitas pengguna di dalam ruang untuk lingkungan belajar. Objek yang digunakan sebagai studi adalah KB-TK Pahoa Tangerang sebagai sekolah dimana bangunan memaksimalkan desain pasif untuk mendukung kegiatan belajar mengajar. Ketidaknyamanan termal yang disebabkan oleh temperatur yang tinggi dapat menjadi distraksi dan memberikan dampak negatif dalam proses belajar-mengajar.&nbsp; Penelitian ini bertujuan melihat kenyamanan termal di sekolah Taman Kanak-Kanak yang berada di lingkungan tropis dan aktivitas yang banyak menggunakan fisik untuk aktivitas belajar di tingkat taman kanak kanak.&nbsp;</span></p> <p><span style="font-weight: 400;">Pada penelitian ini akan dilakukan metode eksperimental dengan menggunakan simulasi CFD (</span><em><span style="font-weight: 400;">computational fluid dynamics</span></em><span style="font-weight: 400;">) dan memasukkan aktivitas di Taman Kanak-Kanak untuk menyikapi permasalahan kenyamanan termal terutama bagi pengguna anak-anak usia 4-6 tahun. Analisis dilakukan dengan menggunakan PMV (</span><em><span style="font-weight: 400;">predicted mean vote</span></em><span style="font-weight: 400;">) dimana dalam proses ini dapat memasukkan variabel aktivitas, pakaian, dan data fisik bangunan untuk mengetahui kepuasan pengguna dan kenyamanan termal ruang kelas. Observasi langsung ke lokasi objek studi dilakukan untuk mendapatkan data eksisting dan studi literatur untuk acuan terkait kenyamanan termal dan strategi pendinginan pasif.</span></p> <p><span style="font-weight: 400;">Hasil yang didapatkan dari penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi kenyamanan termal di TK pada saat pagi sampai siang hari, peserta didik pengguna ruang kelas menunjukkan sensasi termal sedikit hangat </span><em><span style="font-weight: 400;">(slightly warm).</span></em><span style="font-weight: 400;"> Berdasarkan hasil eksisting simulasi dilanjutkan kembali pada upaya optimalisasi desain untuk mencapai kenyamanan termal dengan optimalisasi melalui modifikasi model ruangan kelas menggunakan penangkal sinar matahari (</span><em><span style="font-weight: 400;">shading</span></em><span style="font-weight: 400;">) &amp; ventilasi. Persentase optimalisasi mencapai nilai maksimum penurunan nilai PMV sebesar 12,68% pada optimalisasi ventilasi, dan 6,55% pada optimalisasi </span><em><span style="font-weight: 400;">shading</span></em><span style="font-weight: 400;">.</span></p> <p><strong>Kata Kunci:</strong><span style="font-weight: 400;"> Pendinginan Pasif, Kenyamanan Termal, Sekolah, Iklim Tropis Lembap, KB-TK Pahoa Tangerang</span></p> Kirana Syifa Nirmala, Wulani Enggar Sari Hak Cipta (c) 2024 Kirana Syifa Nirmala https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/ https://journal.unpar.ac.id/index.php/risa/article/view/8242 Kam, 04 Jul 2024 00:00:00 +0700 CITRA LOKALITAS HISTORIOGRAFIS DALAM MEMBENTUK PANORAMA RUANG KOTA PADA RUANG SIMPUL & KORIDOR KAWASAN TEPIAN PANTAI LEGIAN https://journal.unpar.ac.id/index.php/risa/article/view/8243 <p><strong>Abstrak – </strong><span style="font-weight: 400;">Kota dalam arsitektur didefinisikan sebagai entitas fisik-spasial, manifestasi dari interaksi antara manusia dan konteks geografis serta historiografis yang menciptakan keunikan karakter. Estetika panorama ruang kota bersifat subyektif mengingat adanya perbedaan dalam </span><em><span style="font-weight: 400;">sense of position, sequence of view, </span></em><span style="font-weight: 400;">dan aspek psikokultural pengamat. Estetika arsitektur di Nusantara dapat didefinisikan melalui aspek Wastu dan Citra.</span></p> <p><span style="font-weight: 400;">Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasikan elemen ruang kota yang memiliki indikasi estetika citra visual dan lokalitas dari perspektif jalan. Metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif digunakan dengan mendeskripsikan kondisi faktual Kawasan Tepian Pantai Legian dan membandingkannya dengan teori dari literatur mengenai estetika urban. Data terkait kemudian dianalisis menggunakan metode penilaian semantik.</span></p> <p><span style="font-weight: 400;">Hasil analisis menunjukan elemen bangunan permanen, vegetasi liar, dan jalan memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai harmoni citra visual. Sementara, monumen, bangunan cagar budaya, dan pola-pola merupakan elemen-elemen yang mengekspresikan citra lokalitas. Terdapat keselarasan antara tingkat lokalitas dan harmoni, yang dikarenakan kecenderungan arsitektur lokal yang berakar dari filosofi keseimbangan. penelitian ini berfungsi sebagai dasar penelitian serupa dan acuan pengembangan kawasan kedepannya.</span></p> <p><strong>Kata Kunci:</strong><span style="font-weight: 400;"> estetika panorama ruang kota, lokalitas historiografis, citra visual, Legian</span></p> Eistein Benedito, Fransiscus Xaverius Budi Pangarso Hak Cipta (c) 2024 Eistein Benedito https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/ https://journal.unpar.ac.id/index.php/risa/article/view/8243 Kam, 04 Jul 2024 00:00:00 +0700 STUDI PENJAJARAN ARSITEKTUR MASJID-MASJID TUA DI ACEH DAN DI JAWA PESISIRAN DITINJAU DARI SOSOK, TEKTONIKA, DAN ORNAMENTASI KASUS STUDI MASJID DI ACEH, BANTEN, CIREBON, DEMAK, DAN KUDUS https://journal.unpar.ac.id/index.php/risa/article/view/8244 <p><strong>Abstrak - </strong><span style="font-weight: 400;">Aceh memegang peranan penting dalam masuknya Islam di Indonesia. Letak geografis Aceh yang berada di pesisir pantai menjadikan kota ini sebagai salah satu kota tempat bertemunya pedagang-pedagang dari seluruh dunia. Oleh karena itu, banyak relasi antara Aceh dengan budaya-budaya yang masuk ke Aceh. Selain itu, Aceh menjadi salah satu wilayah di Indonesia yang memegang kuat syariat Islam dalam kehidupan bermasyarakat. Bangunan keagamaan khususnya masjid di Aceh menjadi penting karena bukan hanya menjadi tempat ibadah namun menjadi pusat pembelajaran sekaligus menjadi tempat wisata religi. Masjid-masjid kuno di Aceh ditemukan memiliki keserupaan dengan masjid-masjid kuno di Pesisiran Jawa dengan ditemukannya sketsa Masjid Baiturrahman sebelum dibakar. Dari temuan-temuan tersebut, memunculkan pertanyaan penelitian ‘Bagaimana persamaan dan perbedaan arsitektur masjid-masjid tua di Aceh dan Jawa Pesisiran ditinjau dari Sosok, Tektonika, dan Ornamentasinya?’ lalu ‘Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi persamaan dan perbedaan tersebut?’.</span></p> <p><span style="font-weight: 400;">Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana persamaan dan perbedaan yang ada antara masjid-masjid kuno di Aceh dan Jawa Pesisiran yang ditinjau dari sosok, tektonika, dan ornamentasinya. Selain itu, untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi persamaan dan perbedaan itu. Penelitian merupakan penelitian kualitatif dimana data-data yang didapat dari penelitian dalam bentuk kata-kata dan data yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis maupun lisan. Adapun untuk objek-objek yang diteliti dibedakan menjadi 2, yaitu masjid jami dan masjid besar. Masjid jami terdiri dari Masjid Tuha Ulee Kareng, Masjid Tuha Lamura, Masjid Tgk Fakinah, dan Masjid Beuracan. Sedangkan untuk masjid besar terdiri dari Masjid Indrapuri.</span></p> <p><span style="font-weight: 400;">Melalui penelitian ini ditemukan bahwa pada sosok Masjid Aceh dan Jawa Pesisiran memiliki keserupaan, sedangkan pada tektonika terdapat keserupaan pada penggunaan sistem struktur saka guru. Selain persamaan, terdapat perbedaan pada tektonika dimana Masjid Aceh masih terlihat menggunakan balok pengikat kolom yang terlihat di atas lantai sedangkan Masjid Jawa Pesisiran tidak menggunakannya. Untuk ornamentasi, didominasi keserupaan antara Masjid Aceh dan Jawa Pesisiran sedangkan perbedaan mencoloknya pada penggunaan memala pada puncak atap dimana Masjid Aceh tidak menggunakan memala sedangkan masjid di Jawa Pesisiran menggunakannya. Selain itu, terdapat ornamentasi yang menarik berupa ornamentasi jantung pisang yang ditemukan kemiripan dengan penyelesaian plafon di India (Era Mughal) dan kemiripan dengan ornamen pada Kompleks Makam Sunan Gunung Jati. Hal itu disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor politik, faktor lokalitas, dan faktor eksternal.</span></p> <p><strong>Kata Kunci:</strong><span style="font-weight: 400;"> sosok, tektonika, ornamentasi, Aceh</span></p> Ridho Gustama, Yuswadi Saliya Hak Cipta (c) 2024 Ridho Gustama https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/ https://journal.unpar.ac.id/index.php/risa/article/view/8244 Kam, 04 Jul 2024 00:00:00 +0700