Riset Arsitektur (RISA) https://journal.unpar.ac.id/index.php/risa <p>eISSN<a title="eISSN RISA UNPAR" href="http://issn.pdii.lipi.go.id/issn.cgi?daftar&amp;1473904869&amp;1&amp;&amp;" target="_blank" rel="noopener"> 2548-8047</a> (Media Online)</p> <p>Tujuan dari jurnal ini adalah untuk menyediakan tempat bagi Skripsi-skripsi mahasiswa yang dibimbing oleh dosen-dosen dan disidangkan pula oleh 2 orang dosen jurusan Arsitektur Universitas Katolik Parahyangan lainnya. Skripsi-skripsi tersebut adalah hasil yang terbaik, dan dilakukan penilaian kembali oleh para reviewer lainnya (5 panel ahli diluar Universitas Katolik Parahyangan). Semua skripsi-skripsi tersebut dipresentasikan dalam bentuk seminar terbuka nasional. Dibagi dalam kelompok materi, Sejarah Teori dan Falsafah Arsitektur, Perumahan dan Permukiman, Arsitektur dan Tata Kota, serta Teknologi Manajemen gedung disajikan dalam Jurnal ini. Jurnal akan diterbitkan empat kali dalam setahun setiap 3 bulan.</p> id-ID risetarsitektur@unpar.ac.id (Dr. Ir. Hartanto Budiyuwono, MT.) risetarsitektur@gmail.com (Dr. Ir. Hartanto Budiyuwono, MT.) Sen, 24 Jul 2023 14:13:20 +0700 OJS 3.2.1.2 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 PENDEKATAN LOKALITAS BALI PADA DESAIN ARSITEKTUR HOTEL POTATO HEAD STUDIOS DI SEMINYAK https://journal.unpar.ac.id/index.php/risa/article/view/6997 <p><strong>Abstrak - </strong><span style="font-weight: 400;">Globalisasi adalah fenomena yang sulit dihindari dan efeknya juga terasa di bidang arsitektur. Semakin ke sini, semakin banyak karya arsitektur di Indonesia yang dibangun sangat modern dan pendekatan lokalitas mulai dilupakan terutama dalam desain. Alhasil karya arsitektur Indonesia pun mulai kehilangan konteks dan identitas yang sesungguhnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap pendekatan lokalitas Bali yang diterapkan oleh Office for Metropolitan Architecture (OMA), pada desain arsitektur hotel Potato Head Studios di Seminyak, Bali. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif berupa deskripsi, komparasi, analisis, dan interpretasi. Teori yang digunakan adalah prinsip lokalitas Bali, teori pendekatan desain historis, historisisme, studi preseden dan material. Teori pendukung yang digunakan adalah Prinsip Penataan dan teori </span><em><span style="font-weight: 400;">Good Building / Architecture</span></em><span style="font-weight: 400;">. Objek studi dibagi lingkup telaahnya dari lingkup lingkungan sekitar, tapak, bentuk, sosok dan lingkup siklusnya.</span></p> <p><span style="font-weight: 400;">Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan lokalitas Bali pada desain arsitektur hotel ini didominasi oleh konsep keserasian alam dengan pendekatan material. Penggunaan material melibatkan pengrajin lokal, menerapkan aspek keberlanjutan material pada proses pembangunan serta mendaur ulang material sehingga menciptakan suatu kreasi bentuk dan tekstur yang menarik pada elemen dinding, plafon dan lantainya. Selain itu pendekatan historis dari filosofi dan budaya Bali ditunjukkan dengan adanya penerapan konsep sanga mandala pada bentuk massa bangunan, dan penggunaan kalender kuno Tika yang diterjemahkan menjadi fasad kerawang. Dari konsep arsitektur Bali terlihat adanya penerapan </span><em><span style="font-weight: 400;">natah</span></em><span style="font-weight: 400;"> sebagai wujud konsep </span><em><span style="font-weight: 400;">rwabhineda</span></em><span style="font-weight: 400;"> dan juga unsur anyaman pada plafon, fasad dan </span><em><span style="font-weight: 400;">railing</span></em><span style="font-weight: 400;">. Pendekatan studi preseden juga dilakukan pada hotel ini sehingga menciptakan suatu desain arsitektur yang berbeda dari penginapan-penginapan di sekitarnya. Manfaat penelitian ini dapat memberi pemahaman kepada pembaca dan perancang mengenai pendekatan lokalitas Bali pada hotel ini serta menjadi inspirasi desain. Sebagai saran, pendekatan lokalitas Bali dari konsep arsitekturnya dapat diterapkan lebih jauh pada tapak dan bentuknya. Pola susunan kerawang kalender Tika juga dapat disederhanakan agar lebih mudah diidentifikasi kalendernya.</span></p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Kata-kata kunci:</strong><span style="font-weight: 400;"> pendekatan perancangan, lokalitas, desain arsitektur, Bali</span></p> Joshua Jordan, Bachtiar Fauzy Hak Cipta (c) 2023 Joshua Jordan https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/ https://journal.unpar.ac.id/index.php/risa/article/view/6997 Sen, 24 Jul 2023 00:00:00 +0700 STRATEGI TRANSFORMASI ARSITEKTUR PADA STUDIO AKANOMA DI PADALARANG, KABUPATEN BANDUNG BARAT https://journal.unpar.ac.id/index.php/risa/article/view/6998 <p><strong>Abstrak -</strong><span style="font-weight: 400;"> Arsitektur Indonesia, seperti halnya arsitektur banyak negara dan kawasan di dunia, akhir-akhir ini mengalami berbagai perubahan karena fenomena globalisasi. Modernisasi dan perkembangan arsitektur yang pesat menyebabkan besarnya peluang akan masuknya nilai-nilai kebudayaan asing. Hal ini dapat menyebabkan perubahan dan transformasi secara cepat yang terjadi pada arsitektur. Kondisi ini diduga dapat mengakibatkan terjadinya transformasi arsitektur tradisional sebagai peninggalan arsitektur masa lalu, baik pada fungsi, tata ruang ataupun bentuk.</span> <span style="font-weight: 400;">Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Studio Akanoma menyikapi fenomena globalisasi ini dengan melakukan transformasi arsitekturnya, serta mengungkap strategi transformasi arsitektur pada bangunan Studio Akanoma di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat. Studio Akanoma merupakan karya Yu Sing, yang saat ini berfungsi sebagai kantor biro konsultan arsitektur.</span> <span style="font-weight: 400;">Teori yang digunakan pada kajian ini merujuk pada (1) teori transformasi arsitektur, (2) teori proses transformasi arsitektur (3) teori fungsi, ruang, dan bentuk dalam arsitektur, dan (4) teori arsitektur tradisional Jawa. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus.</span> <span style="font-weight: 400;">Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa transformasi arsitektur yang terjadi pada bangunan Studio Akanoma di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat ini menunjukkan strategi transformasi yang terjalin erat antara unsur lokalitas arsitektur tradisional dalam konteks kehidupan modern. Untuk memperlihatkan hal tersebut, perancang menggunakan strategi transformasi pragmatik dan ikonik. Hal ini terlihat pada ekspresi arsitekturnya, baik pada fungsi, tata ruang, serta bentuk bangunannya.</span> <span style="font-weight: 400;">Upaya untuk mempertahankan eksistensi arsitektur tradisional pada masa kini dan yang akan datang merupakan permasalahan faktual dan menarik bagi pengembangan ilmu pengetahuan arsitektur. Studi ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang perkembangan dan strategi transformasi arsitektur tradisional yang diharapkan dapat menjawab tantangan arsitektur masa depan, </span><span style="font-weight: 400;">dan </span><span style="font-weight: 400;">dapat diterapkan dalam kegiatan merancang dan membangun arsitektur sebagai sebuah karya lingkungan binaan</span></p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Kata-kata kunci:</strong><span style="font-weight: 400;"> globalisasi, transformasi arsitektur, identitas Padalarang Bandung Barat</span></p> Neysa Amanda Irawan, Bachtiar Fauzy Hak Cipta (c) 2023 Neysa Amanda Irawan https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/ https://journal.unpar.ac.id/index.php/risa/article/view/6998 Sen, 24 Jul 2023 00:00:00 +0700 KONSISTENSI MASYARAKAT ADAT TERHADAP TATANAN FISIK SPASIAL KAMPUNG ADAT CIREUNDEU, CIMAHI SELATAN https://journal.unpar.ac.id/index.php/risa/article/view/6999 <p><strong>Abstrak - </strong><span style="font-weight: 400;">Kampung Adat Cireundeu merupakan salah satu Kampung Adat yang masih eksis hingga saat ini. Kampung Adat Cireundeu terletak di Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan dengan memiliki Sunda Wiwitan sebagai akar identitas masyarakat adat. Sebagai Kampung adat, terdapat banyak tradisi, kebudayaan, nilai-nilai leluhur, dan aturan yang diwariskan oleh sesepuh terdahulu. Namun, seiring pesatnya arus globalisasi yang terjadi saat ini, tentu saja dapat berdampak terhadap pemaknaan nilai adat di Kampung Adat Cireundeu. “</span><em><span style="font-weight: 400;">Miindung ka waktu, mibapa ka zaman</span></em><span style="font-weight: 400;">” – merupakan salah satu prinsip leluhur yang berarti manusia harus tumbuh dan berkembang dengan mengikuti kemajuan zaman namun tetap melestarikan budaya yang diwariskan. Adanya prinsip ini membuat masyarakat adat Kampung Adat Cireundeu memiliki keterbukaan terhadap perkembangan zaman. Keterbukaan ini dapat berpengaruh terhadap pemaknaan nilai-nilai adat yang ada terutama mengenai penataan kampung dan pola susunan ruang di dalam bangunan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji konsistensi penataan, serta nilai adat pada bangunan dengan skala rumah tinggal pada masyarakat adat Kampung Adat Cireundeu. Penelitian dilakukan dengan harapan dapat menelusuri apa saja yang melatarbelakangi penataan Kampung Adat Cireundeu dan bagaimana konsistensi masyarakat adat dalam mengikuti penataan tersebut.</span></p> <p><span style="font-weight: 400;">Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan mendeskripsikan kondisi eksisting Kampung Adat Cireundeu. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi langsung ke lapangan, melakukan wawancara dengan tokoh yang dianggap mengerti mengenai sejarah Kampung Adat Cireundeu, dan melakukan pencarian data sekunder dengan menggunakan studi literatur dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya sehingga dapat didapatkan dokumentasi terdahulu mengenai Kampung Adat Cireundeu.</span></p> <p><span style="font-weight: 400;">Berdasarkan data primer dan data sekunder yang telah di kumpulkan, diambil kesimpulan bahwa ternyata penataan Kampung Adat Cireundeu didasarkan oleh aturan dan pamali yang berlaku mengenai perletakan pintu utama dan pintu samping. . Berdasarkan dokumentasi virtual yang ditelusuri pada tahun 2006, 2010, 2013, 2017, 2019, dan 2022, tidak banyak perubahan yang terjadi. Walaupun dengan bentuk hunian yang bukan berupa rumah panggung, namun masyarakat adat Kampung Adat Cireundeu masih memaknai nilai adat melalui penerapan konsep Pancawara. Dengan demikian, diambil kesimpulan bahwa walaupun masyarakat adat terbuka dengan pesatnya perkembangan yang ada, namun masyarakat adat Kampung Adat Cireundeu masih konsisten dalam mempertahankan nilai adat. Penerapan nilai adat ini tentunya mengalami beberapa penyesuaian dengan kemajuan zaman namun tetap dapat terekspresikan melalui penataan fisik spasial baik dalam skala kampung maupun dalam skala rumah tinggal.</span></p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Kata-kata Kunci :</strong><span style="font-weight: 400;">kampung adat, Pancawara, Kampung Adat Cireundeu, Sunda Wiwitan</span></p> Nadya Sherlinda, Yohanes Basuki Dwisusanto Hak Cipta (c) 2023 Nadya Sherlinda https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/ https://journal.unpar.ac.id/index.php/risa/article/view/6999 Sen, 24 Jul 2023 00:00:00 +0700 RUANG INTERPERSONAL BERDASARKAN POLA AKTIVITAS IBADAH JEMAAH MASJID AL-BAROKAH, SUKARAJA, CICENDO, BANDUNG DI MASA PANDEMI COVID-19 https://journal.unpar.ac.id/index.php/risa/article/view/7000 <p><strong>Abstrak -</strong><span style="font-weight: 400;"> Pelaksanaan ibadah bersama sangat diutamakan dalam Islam. Memasuki tahun ke-3, Indonesia harus berjuang melawan persebaran varian baru pada masa pandemi Covid-19, yaitu Subvarian BA.2 atau Varian Omicron yang mengharuskan masjid, sebagai fasilitas ibadah bersama, melakukan penyesuaian kepada pengelola dan jemaah dalam pelaksanaan berbagai aktivitas. Begitu pula pada Masjid Al-Barokah yang berfungsi sebagai masjid permukiman di kawasan Sukaraja, Kota Bandung. Penjarakan antar individu dan kebersihan diri menjadi hal yang krusial untuk diawasi bersama.</span></p> <p>&nbsp;</p> <p><span style="font-weight: 400;">Umat muslim permukiman yang terbiasa beribadah harian bersama di masjid, melakukan aktivitas jalinan persaudaraan bersama, harus mengubah tradisinya dalam menghindari virus yang lama tak kunjung pergi. Kekhusyukan ibadah jemaah yang dirasakan melalui kebersamaan dalam beraktivitas di masjid, harus dipaksa berubah dalam menjaga kesehatan diri. Adanya perubahan drastis yang kian berganti menjadi polemik tidak hanya bagi pengelola, tapi juga seluruh jemaah yang menjalankannya.</span></p> <p>&nbsp;</p> <p><span style="font-weight: 400;">Penelitian menggunakan metode kualitatif-deskriptif dengan meminjam metode induktif dalam proses justifikasi dan konfirmasi hasil observasi. Pengamatan dilakukan pada pengelola, pelaksana, dan jemaah sebagai pelaku aktivitas ibadah pada area masjid, untuk mengetahui hasil nyata dari pola aktivitas yang berdasar pada posisi subjek yang beragam. Komunikasi langusng dan pengisian kuesioner oleh pelaku aktivitas juga dimanfaatkan untuk mendapatkan kualitas informasi yang lebih personal, berkaitan dengan pengamatan terhadap ruang interpersonal pengguna.</span></p> <p>&nbsp;</p> <p><span style="font-weight: 400;">Kesimpulan yang didapat berdasarkan hasil observasi dan sintesis adalah ditemukannya ruang interpersonal jemaah pada tiap aktivitas yang berpengaruh terhadap tindakannya atas penerapan protokol kesehatan covid-19. Pada tahapan aktivitas sesudah dan sebelum aktivitas ibadah, jemaah cenderung menerapkan sesuai dengan interpretasi dan keyakinannya masing-masing seperti tetap memakai masker dan mencuci tangan walaupun berada pada ruang publik dan berpapasan dengan banyak jemaah lainnya. Sedangkan saat jemaah memasuki ruang ibadah, adanya kecenderungan jemaah untuk mengikuti tindakan jemaah lainnya yang dapat mempengaruhi tindakan atas aktivitasnya seperti, melepas masker dan menjaga jarak.</span></p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Kata-kata kunci:</strong><span style="font-weight: 400;"> aktivitas, interpersonal, masjid, omicron, pandemi, ruang</span></p> Jasmine Athayanissa, Indri Astrina Fitria Indrarani Hak Cipta (c) 2023 Jasmine Athayanissa https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/ https://journal.unpar.ac.id/index.php/risa/article/view/7000 Sen, 24 Jul 2023 00:00:00 +0700 ELEMEN-ELEMEN ARSITEKTUR NEO-GOTIK PADA GEREJA POUK LAHAI ROI JAKARTA https://journal.unpar.ac.id/index.php/risa/article/view/7001 <p><strong>Abstrak - </strong><span style="font-weight: 400;">Gereja POUK Lahai Roi merupakan Gereja Oikumene yang terletak di Jakarta. Sekilas dapat terlihat elemen-elemen Arsitektur neo-Gotik pada gereja ini, seperti adanya menara, bentuk </span><em><span style="font-weight: 400;">pointed arch, rose window</span></em><span style="font-weight: 400;">, dan elemen lainnya. Gereja yang selesai dibangun pada tahun 2007 ini termasuk ke dalam bangunan baru yang menarik untuk diteliti lebih lanjut karena ditemukannya elemen-elemen Arsitektur neo-Gotik yang merupakan gaya arsitektur yang berkembang di masa lampau. Penelitian ini dibuat untuk mengenali elemen-elemen Arsitektur neo-Gotik apa saja yang terdapat pada Gereja POUK Lahai Roi dengan didasarkan pada teori-teori mengenai Arsitektur neo-Gotik. Elemen Arsitektur neo-Gotik yang dikaji pada penelitian ini berdasarkan sumber literatur adalah atap, </span><em><span style="font-weight: 400;">the ribbed vault, </span></em><span style="font-weight: 400;">menara, dinding pengisi, </span><em><span style="font-weight: 400;">molding, </span></em><span style="font-weight: 400;">kaca patri, </span><em><span style="font-weight: 400;">tracery,</span></em> <em><span style="font-weight: 400;">sculpture</span></em><span style="font-weight: 400;">, pintu, jendela, </span><em><span style="font-weight: 400;">rose window</span></em><span style="font-weight: 400;">, kolom, serambi, susunan ruang, </span><em><span style="font-weight: 400;">arches, </span></em><span style="font-weight: 400;">material, dan warna. Analisis pada penelitian ini dilakukan dengan mempelajari elemen-elemen Arsitektur neo-Gotik kemudian dibandingkan dengan elemen yang berada pada Gereja POUK Lahai Roi. Berdasarkan analisis, ditemukan 13 unsur dari 17 unsur Arsitektur neo-Gotik pada Gereja POUK Lahai Roi. Ketigabelas unsur tersebut terdiri dari atap, </span><em><span style="font-weight: 400;">the ribbed vault, </span></em><span style="font-weight: 400;">menara, dinding pengisi, kaca patri,</span><em><span style="font-weight: 400;"> tracery, sculpture, rose window, </span></em><span style="font-weight: 400;">serambi, susunan ruang,</span><em><span style="font-weight: 400;"> arches,</span></em><span style="font-weight: 400;"> material, dan warna, sedangkan empat unsur yang tidak sesuai dengan Arsitektur neo-Gotik adalah </span><em><span style="font-weight: 400;">molding,</span></em><span style="font-weight: 400;"> pintu, jendela, dan kolom. Dengan demikian, dapat disimpulkan Gereja POUK Lahai Roi memiliki gaya Arsitektur neo-Gotik.</span></p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Kata-kata kunci:</strong><span style="font-weight: 400;"> elemen, arsitektur, Cijantung Jakarta.</span></p> Sylvia Milleni, C Sudianto Aly Hak Cipta (c) 2023 Sylvia Milleni https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/ https://journal.unpar.ac.id/index.php/risa/article/view/7001 Sen, 24 Jul 2023 00:00:00 +0700 STUDI TRANSFORMASI ARSITEKTUR CANDI BATU DIENG DITINJAU DARI ANATOMI, TEKTONIKA, PROPORSI, TATA RUANG DAN MASSA SERTA WUJUD REKONSTRUKSI VIRTUALNYA https://journal.unpar.ac.id/index.php/risa/article/view/7004 <p><strong>Abstrak - </strong><span style="font-weight: 400;">Candi Dieng menjadi salah satu klaster candi batu di Jawa Tengah yang tertua dan menyimpan sekitar 400 candi batu dan kini hanya tersisa 9 buah candi yang berdiri utuh maupun runtuh sebagian. Candi Batu Dieng menyimpan banyak sejarah perkembangan dan transformasi arsitektur pada abad ke-7 hingga 8. Tektonika dan anatomi arsitektur yang ada di Candi Batu Dieng ini dapat memberikan bukti kemajuan dan teknologi konstruksi Nusantara pada abad tersebut, Candi Batu Dieng juga menyimpan cerita mengenai relasi antara Arsitektur Candi Nusantara dengan Arsitektur Candi di tempat lain seperti di India Utara dan Selatan.&nbsp;</span></p> <p><span style="font-weight: 400;">Penelitian ini menemukan bahwa terjadi berbagai macam transformasi yang dikaji melalui teori transformasi arsitektur yang ditulis oleh Mustafa (2010) seperti transformasi reka cipta, peminjaman budaya, dan varian. Selain itu penelitian ini juga memberikan gambaran mengenai candi-candi di Dieng yang sudah ditemukan runtuh seperti bagian kepala pada Candi Srikandi, Gatotkaca, dan Dwarawati.&nbsp;</span></p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Kata-kata kunci:</strong><span style="font-weight: 400;"> Arsitektur Candi Batu, Candi Batu Dieng, Rekonstruksi Candi, Tektonika, Anatomi.</span></p> Michael Steven Nugroho, Rahadhian P. Herwindo Hak Cipta (c) 2023 Michael Steven Nugroho https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/ https://journal.unpar.ac.id/index.php/risa/article/view/7004 Sen, 24 Jul 2023 00:00:00 +0700