EVALUASI BANGUNAN HUMAN DITINJAU DARI KONSEP BERWAWASAN LINGKUNGAN

Authors

  • Herbie Kusjayanto Alumni S1 Jurusan Arsitektur Universitas Katolik Parahyangan
  • Bianca Baverina Mahasiswi S1 Jurusan Arsitektur Universitas Katolik Parahyangan

Abstract

Abstract 

Residence is the one of human basic needs. In line with the increasing of the number of people, the needs of residence will increase too. Right now, the city area has a high level of density, so if there is no proper attention to the built environment development, it can intrude the balance of ecology that we have. More over the city situation has changed and there are some issues such as global warming and the ozone layer decreasing. 

The implementation of the green architecture becomes one of the options in decreasing the damage environment effect. This concept prioritizes the mutual relation between environment and to create buildings; by using sunlight, wind, and vegetations. A residence with green architecture supports the sustainable environment. 

This study compares the three buildings in Jalan Pager Gunung, Bandung, those are the old 1939's residential buildings; the new 1990's; and the new-form-old renovated one. The comparison is based on the concept of green architecture perspective. 

Key words: green architecture, residence, Bandung 

Abstrak 

Tempat tinggal merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk maka kebutuhan akan tempat tinggal juga meningkat. Sekarang ini daerah perkotaan memiliki tingkat kepadatan cukup tinggi, bila tidak ada perhatian yang layak dalam pembangunan lingkungan terbangun maka keseimbangan ekologi akan terganggu. Ditambah lagi keadaan kota telah berubah dengan cepat dan adanya berbagai isu seperti pemanasan global serta penipisan lapisan ozon. 

Penerapan arsitektur berwawasan lingkungan menjadi salah satu pilihan dalam upaya mengurangi dampak kerusakan lingkungan. Konsep ini mengutamakan adanya hubungan timbal balik antara lingkungan dan bangunannya; misalnya dengan memanfaatkan cahaya matahari, angin, dan vegetasi. Suatu hunian berwawasan lingkungan mendukung terciptanya suatu lingkungan yang berkelanjutan (sustainable). 

Studi ini membandingkan tiga bangunan di Jalan Pager Gunung, Bandung, yaitu bangunan hunian lama yang dibangun tahun 1939; bangunan baru yang dibangun tahun 1990; dan bangunan hasil renovasi dari bangunan lama. Perbandingannya didasarkan pada tinjauan konsep berwawasan lingkungan. 

Kata kunci: arsitektur berwawasan lingkungan, residensial, Bandung 

Published

2007-12-31

Issue

Section

Articles