EVALUASI PERWUJUDAN PLACE ATTACHMENT PADA KAWASAN TEPI AIR BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG

Penulis

  • Mas Muhammad Hizbullah Sesunan Magister Arsitektur, Program Pascasarjan Universitas Katolik Parahyangan, Bandung

Abstrak

ABSTRAK

Penelitian ini berfokus pada faktor-faktor keterikatan tempat/place attachment (hubungan tempat dengan manusia) yang terwujud pada ruang terbuka publik di kawasan tepi air perkotaan, dengan mengambil obyek studi plaza (lapangan) Benteng Kuto Besak di Palembang. Dari penelitian ini diharapkan dapat terbentuk pemahaman tentang perwujudan prinsip-prinsip keterikatan tempat pada ruang terbuka publik, yang dapat menjadi kerangka dasar pengembangan ruang terbuka publik pada kawasan tepi air perkotaan di Indonesia. Ini merupakan  penelitian deskriptif kualitatif, dan beberapa teori rancang kota digunakan untuk mendapatkan kerangka konseptual pembentuk keterikatan tempat seperti place attachment, responsive environments, dan townscape. Dari hasil studi, didapatkan tiga buah dimensi utama terbentuknya sebuah keterikatan tempat yaitu faktor manusia/human factor, gubahan fisik/physical setting dan aktivitas/activities, dengan prinsipnya masing-masing. Kerangka konseptual ini kemudian dipakai sebagai alat untuk mengevaluasi obyek studi. Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa mayoritas prinsip-prinsip tersebut telah terwujud di dalam plaza Benteng Kuto Besak, sehingga hasilnya pengunjung kawasan memiliki keterikatan dengan kawasan dan selalu ingin kembali ke kawasan ini, suatu indikasi keberhasilan sebuah ruang terbuka publik.

 

Kata kunci: tempat, keterikatan tempat, makna tempat, kawasan tepi air perkotaan, ruang terbuka publik

 

 

ABSTRACT

This reasearch focusing on the manifestation of place attachment (people-place relationship) on public open space at the urban waterfront area, and focusing the research on Kuto Besak fortress in Palembang as an object. The goal of this  research is to get a better understanding of the manifestation of place attachment on public open space, which also can be used as a conceptual framework for developing an urban waterfront in Indonesia. This is a descriptive qualitative research, and some urban design theories were used to conceptualized a framework of place attachment, such as place attachment, responsive environments, and townscape.  From the study, there are three major dimensions that build a place attachment: human factor, physical setting and activities, along with their priciples. This framework, then used to evaluate the research object. As the result, most of these principles have become manifestated at the plaza of Kuto Besak fortress, so as the result, visitors having an attachment to the area and always wanted to visit the area over and over, and this is an indication of a public open space that works.

 

Keywords: place, place attachment, sense of place, urban waterfront, public open space

##submission.downloads##