VIABILITAS PERTANIAN ORGANIK DIBANDINGKAN DENGAN PERTANIAN KONVENSIONAL

Authors

  • Noknik Karliya Herawati Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Parahyangan, Bandung
  • Januarita Hendrani Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Parahyangan, Bandung
  • Siwi Nugraheni Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Parahyangan, Bandung

Abstract

Meningkatnya popularitas produk pertanian organik di kalangan konsumen perkotaan Indonesia akhir-akhir ini tidak membuat sistem pertanian organik diterapkan secara luas di negara kita. Hanya 0,6% dari total lahan pertanian yang ditanami dengan sistem organik. Harga produk organik yang lebih mahal serta makin tingginya permintaan pasar belum menjadi insentif bagi para petani untuk beralih dari pertanian konvenstional ke sistem pertanian organik. Penelitian ini bertujuan membandingkan viabilitas antara pertanian organik danh pertanian konvensional. Hasil wawancara dengan responden yang tersebar di beberapa kabupaten di Jawa Barat menunjukkan bahwa dalam jangka panjang pertanian organik memberikan hasil finansial yang lebih besar daripada hasil yang didapat dari pertanian konvensional; tetapi dalam jangka pendek yang terjadi adalah sebaliknya: hasil finansial pertanian konvensional lebih besar dibandingkan dengan pertanian organik.

Kata kunci: pertanian organik, pertanian konvensional, Revolusi Hijau, pertanian berkelanjutan, Indonesia.

  

Author Biographies

Noknik Karliya Herawati, Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Parahyangan, Bandung


  

Januarita Hendrani, Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Parahyangan, Bandung


  

Siwi Nugraheni, Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Parahyangan, Bandung

  

Downloads

Issue

Section

Articles