KARAKTERISTIK LASTON MENGGUNAKAN BAHAN PENGISI ABU SAWIT
DOI:
https://doi.org/10.26593/jtrans.v5i1.1782.%25pAbstrak
Abstrak
Campuran beraspal umumnya terdiri atas agregat, bahan pengisi (filler), dan aspal sebagai bahan pengikat. Material yang umum digunakan sebagai bahan pengisi adalah semen, pasir, kapur dan abu batu, yang persediaannya terbatas, relatif mahal, dan merupakan bahan yang tidak dapat diperbaharui. Alternatif lain adalah penggunaan abu sawit, yang merupakan limbah industri pengolahan kelapa sawit dan merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Campuran Laston yang baik adalah campuran yang memiliki stabilitas, fleksibilitas, skid resistance, kedap air, dan durabilitas yang cukup. Untuk mengetahui karakteristik Marshall dan durabilitas Laston dengan bahan pengisi abu sawit, dilakukan pengujian terhadap campuran tersebut dalam skala laboratorium. Pengujian yang dilakukan adalah pengujian karakteristik standar Marshall dan durabilitas dengan metode perendaman modifikasi Marshall. Sebagai pembanding digunakan bahan pengisi semen portland dengan proporsi 100% abu sawit, 50% abu sawit – 50% semen, dan 100% semen. Pengujian berat jenis terhadap bahan pengisi menunjukkan bahwa berat jenis abu sawit (2,270) lebih kecil daripada berat jenis semen (3,027). Pengujian Marshall standar menghasilkan kadar aspal optimum laston dengan bahan pengisi 100% abu sawit (8,20%) lebih tinggi daripada kadar aspal optimum laston dengan bahan pengisi 50% abu sawit - 50% semen (7,55%), serta kadar aspal optimum laston dengan bahan pengisi 100% semen (6,25%). Stabilitas tertinggi berada pada komposisi bahan pengisi 100% semen, yaitu 1265,359 kg dan terendah berada pada bahan pengisi 100% abu sawit, yaitu 976,920 kg. Nilai kelelehan plastis (flow) pada kadar aspal optimum untuk variasi komposisi bahan pengisi 100% semen adalah 3,4 mm, untuk bahan pengisi 50% semen – 50% abu sawit adalah 2,8 mm, sedangkan untuk bahan pengisi 100% abu sawit sebesar 3,267 mm. Nilai VIM pada kadar aspal optimum pada komposisi bahan pengisi yaitu untuk bahan pengisi 100% semen sebesar 4,675%, untuk bahan pengisi 50% semen – 50% abu sawit adalah 4,082%, dan untuk bahan pengisi 100% abu sawit adalah 3,595%. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa penggunaan abu sawit sebagai bahan pengisi pada campuran laston memberikan nilai-nilai parameter Marshall yang memenuhi nilai-nilai yang disyaratkan dalam spesifikasi yang dikeluarkan oleh Bina Marga (1989). Indeks keawetan dinyatakan dalam nilai IRS dan Indeks Keawetan Craus dkk. Pengujian laboratorium pada campuran laston dengan bahan pengisi abu sawit memberikan nilai IRS sebesar 88,31% pada perendaman selama 28 hari dan nilai Indeks Keawetan Pertama Craus dkk (r) sebesar 6,44% serta Indeks Keawetan Kedua Craus dkk (a) sebesar 20 %. Jika dibandingkan dengan syarat nilai IRS minimal untuk laston menurut Bina Marga, yaitu 75%, maka nilai IRS laston dengan bahan pengisi abu sawit memenuhi syarat.
Kata-kata kunci: Bahan pengisi, abu sawit, laston, parameter Marshall