PERBANDINGAN PENERAPAN TRAVEL DEMAND MANAGEMENT DI SINGAPURA DAN LONDON

Penulis

  • Muhammad Nanang Prayudyanto
  • Ofyar Z. Tamin

DOI:

https://doi.org/10.26593/jtrans.v7i1.1814.%25p

Abstrak

Abstrak

 

Usaha untuk meningkatkan suplai sistem jaringan jalan perkotaan dengan mengikuti kebutuhan (demand) terbukti semakin sulit terjangkau. Pertumbuhan demand berjalan sangat cepat dan tidak terkejar oleh pemenuhan suplai. Pendekatan baru yang muncul dalam dunia transportasi sejak kurun 1990 yang lalu adalah dengan memperkecil tingkat kebutuhan perjalanan. Travel Demand Management (TDM) merupakan usaha untuk memperkecil kebutuhan akan transportasi sehingga pergerakan yang ditimbulkan masih berada dalam syarat batas kondisi sosial, lingkungan, dan operasional (Ohta, 1998). Berbagai upaya TDM yang telah dilakukan di kota-kota besar/metropolitan negara lain (Singapura, London, Seoul, dan Trondheim) terbukti tidak mengurangi laju pertumbuhan ekonomi. Dampak TDM juga ditunjukkan oleh peningkatan kinerja kecepatan lalulintas dan berkurangnya delay. Penerapan TDM di Singapura dan London memiliki kekhasan tersendiri. Singapura sejak tahun 1998 telah menerapkan TDM dengan Electronic Road Pricing (ERP), berupa perangkat sistem full electronic, dengan sistem pembayaran langsung (direct payment) sehingga pengaruh terhadap akurasi database kepemilikan kendaraan terhadap kendaraan keluar-masuk kawasan TDM bukan menjadi concern utama. London, yang baru memulai penerapan TDM pada tahun 2003, mengandalkan sistem data base dalam melakukan pricing, namun belum mengoptimalkan sistem elektronik. Bagi Jakarta, kedua sistem ini memiliki daya tawar  yang berbeda. Singapura dengan ERP-nya akan membutuhkan biaya yang lebih besar untuk investasi dan pemeliharaan, sedangkan London lebih efisien tetapi akan mengubah pola pengelolaan data base SIM, BPKB, STNK, dan hal-hal lain yang terkait dan membutuhkan waktu lebih panjang. Makalah ini mengkaji faktor-faktor yang menjadikan proses transformasi penerapan TDM dengan mengambil pengalaman kota-kota Singapura dan London, dengan memberikan gambaran persoalan yang dihadapi oleh kota Jakarta.

 

Kata-kata Kunci: Travel Demand Management, Road Pricing, ERP, Singapura, London, Jakarta

##submission.downloads##

Terbitan

Bagian

Articles