PERJALANAN MANDIRI SISWA SMP PASCAPENERAPAN SISTEM ZONASI PENERIMAAN SISWA BARU DI KOTA YOGYAKARTA

Penulis

  • Fajar Zawa Tri Mulya
  • Yori Herwangi

DOI:

https://doi.org/10.26593/jtrans.v20i2.4106.137-150

Abstrak

Abstract

 

One of the goals of implementing school zoning system is to bring school closer to home, thus providing a further impact on children's mobility to school more independent. Children’s independent mobility measured from trips to and from school without accompanied by adults. Deductive-quantitative research approaches are used to describe CIM changes and influencing factors. A total of 628 students before and after implementation of school zoning system from 5 schools in the Yogyakarta City become respondents. The results showed that independent trips to and from school increased by 8.6% and 5.1%. The children's independent mobility types almost similar between two groups. The most significant facilitating factor are parental permit and parent’s time to go home from work be significant barrier. While distance and crossing arterial/railroad give less barrier. Boys and peer support are facilitator variables. Then, directly go home and long routes became significant barrier for students after implementation of school zoning system.

 

Keywords: children independent mobility; urban junior high school students; school zoning system.

 

 

Abstrak

 

Salah satu tujuan penerapan sistem zonasi sekolah adalah mendekatkan lingkungan sekolah dengan lingkungan keluarga, sehingga dapat memberi dampak lanjut perjalanan anak ke sekolah lebih mandiri. Perjalanan mandiri anak sekolah diukur dari perjalanan berangkat dan perjalanan pulang sekolah yang dilakukan sendiri tanpa di-antar oleh orang dewasa. Penelitian ini menggunakan pendekatan deduktif-kuantitatif untuk mendeskripsikan perubahan perjalanan mandiri anak dan faktor-faktor yang memengaruhinya. Sejumlah 628 siswa sebelum dan setelah penerapan sistem zonasi dari 5 SMP di Kota Yogyakarta menjadi responden. Hasil penelitian ini me-nunjukkan bahwa perjalanan mandiri berangkat dan pulang sekolah meningkat sebesar 8,6% dan 5,1%. Tipe perjalanan mandiri anak relatif sama di antara kedua kelompok. Variabel yang signifikan mendorong adalah izin orang tua, tetapi waktu orang tua pulang kerja bersamaan pulang sekolah menghambat secara signifikan. Jarak rumah dan penyeberangan jalan arteri atau rel kereta api juga berpengaruh menghambat. Jenis kelamin laki-laki dan dukungan teman menjadi variabel pendorong. Tujuan langsung ke rumah dan rute yang memutar jauh menghambat secara signifikan bagi siswa setelah penerapan zonasi.

 

Kata-kata kunci: perjalanan mandiri anak; siswa smp perkotaan; sistem zonasi sekolah.

##submission.downloads##

Terbitan

Bagian

Articles