KEMAMPUAN PERKERASAN HASIL RANCANGAN OVERLAY TERHADAP PREDIKSI KERUSAKAN PERKERASAN LENTUR DI JALAN SILIWANGI YOGYAKARTA
DOI:
https://doi.org/10.26593/jtrans.v21i3.5450.207–218Abstrak
Abstract
Jalan Siliwangi, Ringroad Utara Barat, in Yogyakarta, is an arterial road with a high traffic volume. This resulted in several sections of Jalan Siliwangi being damaged. This study aims to analyze the comparison of the pavement overlay thickness, designed using the 2017 Road Pavement Design Manual method and the 1993 AASHTO method. Then, an analysis of tensile strain and compressive strain was carried out using the Kenpave program, as well as an analysis of the pavement ability to predict its damage. The overlay thickness obtained using the 2017 Road Pavement Design Manual method is 5.0 cm and the thickness obtained using the 1993 AASHTO method is 4.5 cm. Prediction of pavement ability to withstand fatigue cracking and rutting are, 1.456 × 108 ESAL and 4.231 × 1025 ESAL, respectively for the design results using the 2017 Road Pavement Design Manual method, and 1.741 × 108 ESAL and 5,663 × 1025 ESAL, respectively, by using the 1993 AASHTO method. The overlay thickness is able to withstand the design load for 10 years without any damage to fatigue cracking and rutting.
Keywords: road pavement; overlay; tensile strain; compressive strain; fatigue cracking; rutting
Abstrak
Jalan Siliwangi, Ringroad Utara Barat, Yogyakarta merupakan jalan arteri dengan volume lalu lintas yang tinggi. Hal ini mengakibatkan beberapa ruas Jalan Siliwangi mengalami kerusakan. Penelitian ini bertujuan menganalisis perbandingan perancangan tebal lapis tambah perkerasan jalan dengan menggunakan metode Manual Desain Pekerasan Jalan 2017 dan metode AASHTO 1993. Kemudian dilakukan analisis regangan tarik dan regangan desak menggunakan program Kenpave, serta dilakukan analisis kemampuan perkerasan terhadap prediksi kerusakannya. Tebal lapis tambah yang diperoleh menggunakan metode Manual Desain Peke-rasan Jalan 2017 adalah sebesar 5,0 cm dan tebal yang diperoleh dengan menggunakan metode AASHTO 1993 adalah sebesar 4,5 cm. Prediksi kemampuan perkerasan untuk menahan kerusakan retak lelah dan retak alur, berturut-turut sebesar 1,456 × 108 ESAL dan 4,231 × 1025 ESAL untuk hasil rancangan dengan metode Manual Desain Pekerasan Jalan 2017, dan berturut-turut sebesar 1,741 × 108 ESAL dan 5,663 × 1025 ESAL dengan menggunakan metode AASHTO 1993. Hasil rancangan lapis tambah mampu menahan beban rencana selama 10 tahun tanpa terjadi kerusakan retak lelah dan alur.
Kata-kata kunci: perkerasan jalan; lapis tambah; regangan tarik; regangan desak; retak lelah; alur