IDENTIFIKASI FISIK ARSITEKTUR KAWASAN PERMUKIMAN ETNIS TEPI SUNGAI MUSI KOTA PALEMBANG BERDASARKAN ASPEK PERATURAN

Penulis

  • Purnama Salura Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan, Bandung
  • Rumiati Rosaline Tobing Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan, Bandung
  • Alfred Alfred Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan, Bandung

Abstrak

Wujud arsitektur permukiman di tepi sungai merupakan representasi nila-nilai perilaku masyarakat yang tinggal di tepi sungai dengan berbagai aspek kehidupan yang
melatarbelakangi seperti politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Sejarah menyebutkan bahwa kebijakan mengenai kawasan permukiman di Indonesia sudah dimulai sejak
masa Pra-Kolonial, kemudian berlanjut pada masa Pemerintahan Kolonial Belanda, hingga pada masa Pemerintahan Republik Indonesia.Kebijakan pada masa Pra-Kolonial dan masa Kolonial Belanda lebih menekankan fungsi sungai sebagai kekuatan politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Sedangkan pada masa Pemerintahan Republik Indonesia, kebijakan lebih didasarkan pada fungsi ekologis sungai yang dirumuskan dalam peraturan mengenai garis sempadan sungai.
Kebijakan ini menyatakan bahwa seluruh bangunan yang berada di dalam garis sempadan sungai harus ditertibkan agar aktifitas manusia dan fungsi sungai tidak saling
terganggu. Dalam kesehariannya, aktifitas masyarakat tepi sungai tidak dapat dilepaskan dari keberadaan sungai. Secara tidak langsung, kebijakan ini akan menghilangkan tradisi bermukim masyarakat tepi sungai. Padahal tradisi bermukim di tepi sungai ini merupakan salah satukekhasan yang menjadi identitas lokal masyarakat Indonesia sebagai negara maritim.
Dapat dilihat bahwa aspek politik berperan penting dalam proses penataan lingkungan fisik dan bangunan permukiman di tepi sungai. Manifestasi kekuasaan di dalam arsitektur dapat ditelaah melalui aspek power, program, text, dan place seperti yang diungkapkan oleh Kim Dovey. Arsitektur permukiman di tepi sungai juga dapat ditelaah melalui indikator desain riverfront yang nantinya dapat digunakan sebagai acuan dalam merumuskan kebijakan kawasan permukiman di tepi sungai.

Kata Kunci : Kebijakan, Arsitektur Tepi sungai, Tata ruang dan bangunan, Permukiman
dan perumahan

  

Biografi Penulis

Purnama Salura, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan, Bandung


  

Rumiati Rosaline Tobing, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan, Bandung


  

Alfred Alfred, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan, Bandung

  

##submission.downloads##

Terbitan

Bagian

Articles