PENGARUH SIRKULASI INTERNAL TERHADAP RASIO EFISIENSI LUAS LANTAI BANGUNAN PADA RUMAH SUSUN SEWA TIPE MEMUSAT

Penulis

  • Rumiati Rosaline Tobing Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan, Bandung
  • Hadian Agustinus

Abstrak

Salah satu upaya dalam memenuhi perumahan masyarakat berpenghasilan rendah adalah dengan membuat rumah susun sewa, hal ini didasari oleh pertimbangan karakteristik calon penghuni dan juga keterbatasan lahan di perkotaan. Mengingat besarnya biaya pembangunan maka dibutuhkan desain yang seefektif dan seefisien mungkin.
Untuk mengukur tingkat efisiensi suatu bangunan dapat dilakukan dengan cara menghitung rasio efisiensi luas lantai bangunan atau disebut juga sebagai Net to Gross Ratio (NGR) yaitu dengan membagi luas lantai yang disewakan dengan luas lantai total. Salah satu faktor yang akan mempengaruhi nilai NGR adalah sirkulasi internal, karena sebagai penghubung ruang-ruang dalam bangunan, sirkulasi internal mempunyai wadah atau sarana sebuah ruang, yang akan mempengaruhi perhitungan luas lantai bangunan. Rumah susun tipe memusat memiliki koridor yang lebih pendek dibandingkan tipe memanjang yang menjadi modal awal sebagai alternatif rumah susun yang efektif dan efisien, selain untuk memperkaya desain rumah susun di Indonesia yang masih didominasi oleh rumah susun tipe memanjang.
Analisa pada penelitian ini dibagi menjadi beberapa tahapan, yaitu menghitung nilai NGR dari masing-masing objek studi, lalu memfokuskan analisa pada sirkulasi internal, yaitu melalui analisa efektifitas dan efisiensi dimensi serta pola koridor yang digunakan pada bangunan.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa sirkulasi internal mempengaruhi NGR dalam dua hal, yaitu efektifitas dan efisiensi dimensi sirkulasi internal dan pola koridor yang digunakan . Efektifitas dan efisiensi dimensi sirkulasi internal pada kedua objek studi mempengaruhi luas sirkulasi internal, begitu pula pola koridor yang digunakan mempunyai konsekuensi desain terhadap luas lantai sirkulasi pada bangunan dan juga mempunyai pengaruh terhadap komposisi massa dalam tapak.
Rekomendasi dari penelitian ini adalah agar pola koridor multicore system bisa diterapkan sebagai alternatif desain rumah susun sewa untuk masyarakat berpenghasilan rendah, dengan beberapa ketentuan seperti maksimal jumlah lantai adalah 4 lantai, dan penggunaan tangga darurat untuk komposisi massa bangunan tunggal.

Terbitan

Bagian

Articles