POLA TATANAN MONUMENTAL ISLAMI PADA ARSITEKTUR MASJID ISTIQLAL

Penulis

  • Ruth Dea Juwita ; Indri Astrina

DOI:

https://doi.org/10.26593/.v5i03.4740.281%20-%20301

Abstrak

Abstrak

Arsitektur monumental keagamaan terjadi bukan hanya karena karya arsitektur dapat menjadi simbol yang bermakna semata, tetapi juga karena konsolidasi identitas nasional, terutama di negara-negara pascakolonial, dapat terjadi atas faktor agama. Arsitektur keagamaan memiliki kemampuan untuk mengekspresikan yang 'tak terkatakan' dan transenden. Arsitektur keagamaan dapat mewujudkan citra keagamaan masyarakat yang dirumuskan melalui kerangka referensi yang didominasi oleh inti budaya dari pandangan dunia, etika, dan kepercayaan. Di saat bersamaan, masjid sebagai ruang ritual tidak hanya menjadi tempat bagi orang-orang percaya, tetapi juga bangunan monumental yang mewakili kebesaran sifat kepentingan yang berkuasa. Penelitian-penelitian sebelumnya masih banyak yang mendefinisikan masjid secara tradisional, yakni sebagai pusat tempat beribadah tanpa spesifikasi lebih lanjut. Penyederhanaan ini mendominasi analisis masjid pada umumnya, sehingga tampak mengesampingkan aspek-aspek lain yang juga ditampakkan dalam bangunan.

Penelitian ini bertujuan untuk mencari pola tatanan monumental Islami yang terwujud pada arsitektur Masjid Istiqlal. Masjid Istiqlal dipilih sebagai kasus studi karena dinilai signifikan sebagai karya arsitektur monumental keagamaan yang dibangun sebagai bentuk perwujudan identitas nasional Indonesia. Sesudah pengakuan kemerdekaan Republik Indonesia pada tahun 1949, muncul ide untuk membangun masjid negara sebagai wajah identitas nasional, mengingat Indonesia merupakan negara dengan populasi umat Islam terbanyak di dunia. Dalam Masjid Istiqlal terwujud desain monumental yang tidak hanya mewujudkan visi dan gagasan Islami tetapi juga memainkan peran nyata dalam pengejawantahan visi nasional negara. Penelitian akan mengedepankan isu pola tatanan dari bentuk arsitektur yang memiliki peran monumental sekaligus berfungsi sebagai bangunan keagamaan.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian bersifat kualitatif dengan pendekatan deskriptif-analitis. Menggunakan pendekatan deskriptif-analitis, penelitian diawali dengan melakukan pendataan properti dan komposisi pembentuk monumental Islami lewat studi teori-teori terkait: teori arsitektur masjid, teori properti dan komposisi, dan teori lingkup. Data lapangan dikumpulkan dengan cara studi pustaka dan pengamatan objek studi kemudian dilengkapi dengan hasil wawancara. Analisis akan dibagi dalam tiga lingkup, terdiri dari lingkup lingkungan, lingkup tapak, dan lingkup bentuk, untuk mencari tahu apa pola tatanan monumental Islami yang terwujud pada arsitektur Masjid Istiqlal.

 

Kata Kunci: pola tatanan, masjid, monumental, Islami, properti, komposisi, lingkup

##submission.downloads##

Diterbitkan

2021-04-02