PENGARUH TEKANAN AUTOKLAF DAN WAKTU EKSTRAKSI DAUN KELOR SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN DALAM PEMBUATAN MINUMAN FUNGSIONAL MADULOR (MADU KELOR)
Kata Kunci:
daun kelor, minuman fungsional, madulor, tekanan ekstraksi, waktu ekstraksiAbstrak
Tanaman kelor (Moringa oleifera) telah dimanfaatkan secara luas sebagai sayuran. Kandungan antioksidan yang tinggi dalam daun kelor menjadikan kelor sangat baik sebagai makanan fungsional. Salah satu pemanfaatan daun kelor adalah dijadikan minuman fungsional madulor. Madulor yaitu mengolah daun kelor dengan tambahan madu. Tujuan pembuatan minuman fungsional tersebut adalah untuk menghasilkan suplemen yang berantioksidan tinggi, melalui metode ektraksi dengan pelarut air. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tekanan dan lama ekstraksi terhadap aktivitas antioksidan daun kelor. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan dua faktor, yaitu tekanan dan lama ekstraksi. Tahap ini bertujuan untuk mengetahui efek tekanan dan lama ekstraksi dengan menggunakan autoclaf. Faktor I adalah Tekanan Proses Ekstraksi (T) yang terdiri atas tiga tingkatan yaitu ( 1 psi, 10 psi, 15 psi ) dan sebagai faktor ke II adalah Lama Proses Ekstraksi (L) yang terdiri atas tiga tingkatan yaitu (10 menit, 15 menit, 20 menit ). Parameter uji yaitu aktivitas antioksidan.berdasarkan hasil uji statistic diperoleh data bahwa tidak ada interaksi antara tekanan yang diberikan dan waktu ekstraksi. Pada level masing-masing factor berbeda nyata terhadap rata-rata aktivitas antioksidan madulor yang dihasilkan.
Referensi
Anwar, Farooq., Sajid Latif., Muhammad Ashraf and Anwarul Hassan Gilani. 2007. Moringa oleifera: A Food Plant with Multiple Medicinal Uses. Phytother. Res. 21, 17-25.
Apriadji, W. H. 2008. Beauty Salad: 8 Salad Buah dan Sayur Cita Rasa Indonesia untuk Tampil Cantik, Langsing, dan Awet Muda. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Halliwel, B. (2007). Dietary polyphenols: Good, bad, or indifferent for your health. Journal Cardiovascular Research, 73, 341-347. Cavalieri, R.P; Powers, J.R and Jose I. Reyes De Corcuera. 2004. Blanching of Foods. Encyclopedia of Agricultural, Food, and Biological Engineering. Washington State University, Pullman, Washington, U.S.A
Haryadi dan Kholis, N., 2011. Kelor Herbal Multikhasiat. Solo: Delta Media
Joni M.S, Sitorus M, dan Katharina N. 2008. Cegah Malnutrisi dengan Kelor. Penerbit Kanisius. Yogyakarta
Kasolo, J.N., Bimeya, G.S., Ojok, L., Ochieng, J., Okwal-okeng, J.W. 2010. Phytochemicals and Uses of Moringa oleifero Leaves in Ugandan Rural Communities. Journal of Medical Plant Research. Vol. 4(9): 753-757.
Luthfiyah, F. 2012. Potensi Gizi Daun Kelor (Moringa oleifera) Nusa Tenggara Barat. Media Bina Ilmiah (6) 2.
Murtiningsih; Sudaryati dan Mayagita. 2018. Pembuatan Permen Jelly Kulit Buah Naga Merah(Hylocereus polyrhizus) Kajian Konsentrasi Sukrosa dan Gelatin, Reka Pangan. Vol. 12 (1).
Nur dkk. 2017. Pengujian Mutu Madu Yang Beredar Di Bandar Lampung Secara Kimia Dan Secara Sederhana. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung
Ogbonnaya EC, Chinedum E K, 2013. Vitamin and Carotenoid Composition of Raw and Decoctions of Water Leaf (Talinum triangulare), Biochem Pharmacol, vol. 2, no.3,pp.1-3
Shintia, S. T., Jemmy, A., & Frenly, W. (2014). Aktivitas Antioksidan Dan Kandungan Total Fenolik Ekstrak Daun Kelor (Moringa Oleifera Lam). Jurnal Ilmiah Farmasih UNSART, 3(4), 2302-2493 Joni M.S, Sitorus M, dan Katharina N. 2008. Cegah Malnutrisi dengan Kelor. Penerbit Kanisius. Yogyakarta
Utami, Prapti dan Desty, Ervira Puspaningtyas. 2013. The Miracle of Herbs. Jakarta : Agromedia Pustaka.
Winarsi, H. M. S. (2007). Antioksidan alami dan radikal bebas. Yogyakarta: Kansius
Wildman REC (eds). 2001. Handbook o Nutraceuticals and Functional Food. Boca Raton : CRC Press.
##submission.downloads##
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2021 Hendrikus Nendra Prasetya
Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.