PENGALAMAN INDERA SEBAGAI PENDEKATAN PERANCANGAN
Abstract
Abstract
The architecture which surrounds us influences our thought, and subsequently our behavior. The understanding of the relationship between the environment and our mind is important, particularly for designers of built-environments. Our brain is not only hard-wired to interpret certain spatial characteristics in certain ways, but also plays a role in how we make environmental decisions. By designing with greater insight into how the human mind processes architecture, professional designers might be able to help occupants to live healthier, more meaningful and happier, as architectural qualities of an environment do trigger a wide variety of human response. The main idea is that our brain interprets architecture through our mind and plays a role in influencing our thoughts and subsequent behavior.
As architects, we should try to harness this understanding. The beautiful thing about architecture is that it can “tap into” an occupant’s past meaningful experiences through their senses and their emotion. Architecture also has the power set the stage for occupants to create new meaningful experiences -and memory plays a key role in helping to make all of this possible. Within architectural space it is important to establish a sense of place. This is true not only for the architecture to be good but also for our experience within that space to be memorable. In addition, architecture can be defined as a highly refined cultural statement.
Thus, this paper outlines a design thinking and design methods whose objectives are to develop a heightened understanding of the complex dialogue between behavior and architecture, and foster the type of analytical, critical, and creative abilities that are essential to addressing cultural diversity and change.
Key Words: sense of place, environmental behavior, design methods
Abstrak
Arsitektur dalam kehidupan sehari-hari memberi pengaruh pada pikiran, dan secara tidak sadar kemudian mempengaruhi perilaku. Pemahaman akan hubungan antara lingkungan binaan dan pikiran manusia kemudian menjadi penting, terutama bagi perancang lingkungan binaan. Otak manusia tidak saja dapat menginterpretasi karakter spatial tertentu dengan cara tertentu, namun juga memiliki peran penting dalam cara manusia membuat keputusan desain. Melalui pemahaman yang lebih mendalam akan cara pikiran manusia memproses bentukan arsitektur, para perancang profesional dapat lebih mempengaruhi pengguna untuk hidup lebih sehat, lebih bermakna, dan lebih bahagia, karena kualitas arsitektur dalam lingkungan binaan secara nyata memicu keberagaman persepsi manusia. Ide utamanya adalah otak manusia menginterpretasi arsitektur melalui pikiran yang kemudian mempengaruhi perilaku.
Sebagai arsitek kita memiliki kewajiban untuk memahami hubungan ini, di mana arsitektur dapat masuk ke dalam pikiran manusia sebagai bagian dari memori yang memiliki makna tertentu, melalui indera dan emosi. Arsitektur juga dapat berperan sebagai panggung untuk mendapatkan pengalaman ruang yang bermakna dengan bantuan dari memori. Oleh sebab itu diperlukan adanya sebuah rasa kepekaan akan ruang tidak hanya untuk keindahan sebuah bentukan arsitektur namun juga sebagai pengkayaan pengalaman ruang. Arsitektur dapat juga disebut sebagai sebuah pernyataan budaya.
Penelitian ini kemudian membahas pemikiran desain dengan tujuan mengembangkan pemahaman akan hubungan perilaku dan arsitektur, secara analitis, kritis, dan kreatif untuk membawa kesadaran akan keragaman perseptual dan akhirnya perubahan pada metode perancangan.
Kata Kunci: kepekaan ruang, perilaku lingkungan, metode perancangan