ANALISIS KINERJA ASET DESA DARI PERSPEKTIF KERANGKA MANAJEMEN ASET PUBLIK (STUDI KASUS DESA LABRUK LOR, KECAMATAN LUMAJANG, KABUPATEN LUMAJANG)

Authors

  • Intan Puspitarini Politeknik Keuangan Negara - STAN
  • Farchan Maulana Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Kementerian Keuangan

DOI:

https://doi.org/10.26593/be.v25i1.5174.57-75

Keywords:

asset management, performance measurement, public assets, village, , village aset

Abstract

ABSTRACT

This study aims to analyze the performance of village asets, by taking a case study of Labruk Lor Village, Lumajang Regency, East Java Province. The stipulation of the village as one of the subjects of development in 2 (two) consecutive National Mid-term Development Plan (RPJMN), namely the 2015-2019 RPJMN and 2020-2024 RPJMN, leads to increasing number and value of village asets. Measuring aset performance as part of the evaluation of aset management provides parameters for the village government to determine whether an aset has been optimally used/utilized. The research method used in this research is descriptive qualitative through interviews, field observations and literatur studies. The analysis was carried out by adopting parameters from 2 (two) previous studies, namely Kaganova (2018) and Hariyono (2007). The resource persons were selected using a purposive sampling method. Kaganova model (2018) is based on 2 (two) indicators, namely inventory and information on village asets. With this model, the research results show that the aset performance of Labruk Lor village gets a point of 0.636 or adequate. Measurement using the Hariyono model (2007) is based on 4 (four) indicators, namely physical condition, use, utilization and financial. The study concluded that with the Hariyono Model (2007), the aset performance of Labruk Lor Village obtained a point of 0.764 (adequate) for asets in the form of Land, 0.869 (good) for Buildings, 0.689 (adequate) for Vehicles, and 0.82 (good) for Equipment and Machinery.

Keywords: measurement, performance, public asets, village, management

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis kinerja aset desa, dengan mengambil studi kasus Desa Labruk Lor, Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur. Dengan ditetapkannya desa sebagai salah satu subyek pembangunan dalam 2 (dua) RPJMN berturut-turut, yaitu RPJMN 2015-2019 dan RPJMN 2020-2024, maka peningkatan kualitas dan kuantitas aset atau kekayaan desa menjadi hal yang tidak bisa dihindari. Pengukuran kinerja aset sebagai bagian dari evaluasi pengelolaan aset memberikan parameter bagi pemerintah desa untuk mengetahui apakah suatu aset telah digunakan/didayagunakan dengan optimal. Metode penelitian bersifat kualitatif deskriptif melalui teknik wawancara, observasi lapangan dan penelitian dokumen.  Analisis dilakukan dengan mengadopsi parameter dari 2 (dua) penelitian terdahulu, yaitu Kaganova (2018) dan Hariyono (2007). Narasumber dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu terhadap perangkat desa, pemanfaat aset desa, profesional pengelolaan pengukuran kinerja aset publik, serta pejabat regulator pengelolaan aset desa. Pengukuran kinerja aset desa dengan menggunakan model Kaganova (2018) didasarkan pada 2 (dua) indikator, yaitu inventarisasi dan informasi aset desa. Dengan model ini, hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja aset desa Labruk Lor memperoleh nilai 0,636 yang artinya cukup. Pengukuran dengan menggunakan model Hariyono (2007) didasarkan pada 4 (empat) indikator yaitu kondisi fisik, penggunaan, pemanfaatan dan finansial. Penelitian menyimpulkan bahwa dengan dengan Model Hariyono (2007), kinerja aset Desa Labruk Lor memperoleh nilai 0,764 (cukup) untuk aset berupa Tanah Kas Desa (TKD), 0,869 (baik) untuk Gedung dan Bangunan, 0,689 (cukup) untuk kendaraan bermotor, dan 0,82 (baik) untuk peralatan dan mesin.

Kata kunci: pengukuran, kinerja, aset publik, desa, pengelolaan

Klasifikasi JEL: R5; H110

References

DJKN. (2020, June 18). BMN Idle, Kriteria dan Perlakuannya. Retrieved from www.djkn.kemenkeu.go.id: https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-cirebon/baca-artikel/13198/BMN-Idle-Kriteria-dan-Perlakuannya.html

Haas, R., Falls, L. C., & Tighe, S. (2003). Performance Indicators for Properly Functioning Aset Management Systems. Australian Road Research Board, National Academy Standard, 19.

Hanis, M. H., Trigunarsyah, B., & Connie, S. (2011). The application of public aset management in Indonesian local government: a case study in South Sulawesi Province. Journal of Corporate Real Estate .

Hariyono, A. (2007). Prinsip dan Teknik Manajemen Kekayaan Negara. Jakarta: Pusdiklat Keuangan Umum Department Keuangan RI.

Hwang, J., & Chansik, L. (2018). Level of Service-based Performance Measurement of Aset Management of Public Office Buildings. KSCE Journal of Civil Engineering, 22(12), 4732 - 4783.

Jooste, J. (2003). A Performance Management Model For Physical Asset Management. Stellenbosch: University of Stellenbosch.

Kaganova, O., & Nayyar - Stone, R. (2000). Municipal real property asset management: An overview of world experience, trends and financial implications. Journal of Real Estate Portfolio Management, 6(4), 307 - 326.

Kaganova, O., & Telgarsky, J. (2018). Management of capital asets by local governments: An assessment and benchmarking survey. International Journal of Strategic Property Management, 22(2), 143 - 156.

Puspitarini, I., & Akhmadi, M. H. (2019). Measuring Public Aset Performance Using Output-Based Approach: Evidence From Indonesia. Journal of the Malaysia Institute of Planners .

Riratanaphong, C., & Voordt, T. J. (2015). Public Real Estate Performance Measurement: A case study of a Bangkok Government Complex. JARS, 12(1).

Setiyono, N., Nurdin, D., & Karim, M. Y. (2018, January 1). Analisis Kinerja Barang Milik Negara Berupa Aset Tanah dan Bangunan Pada Badan Layanan Umum universitas Tadulako. 76e Jurnal Katalogis, 6, 75-86.

Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Downloads

Published

2021-10-26