Dinamika, feminisme, Hubungan China-Jepang, Pembantaian Nanking, sejarah
Abstract
Hubungan antara China dan Jepang telah mengalami berbagai dinamika terutama berkaitan dengan insiden Pembantaian Nanking (1937) pada masa perang dunia kedua. Berawal dari Pembantaian Nanking, lalu China yang lebih berfokus pada permasalahan internal hingga China yang meminta pertanggung jawaban Jepang atas Pembantaian Nanking. Berikut pula Jepang yang mengakui hingga menolak tuduhan China. Dalam tulisan ini dibahas hubungan China-Jepang mulai dari Pembantaian Nanking dalam Perang Dunia kedua hingga bagaimana kedua negara bersikap atas sejarah mengenai perempuan tersebut melalui perspektif dan konsep dalam feminisme.