Abad ke-21 mendekati akhir dekade keduanya. Polaritas dunia masih terlihat condong ke Washington walaupun banyak yang merasa kekuatan Beijing akan menandinginya. Di lain pihak, kita tidak bisa melupakan reaksi dan strategi para regional power di jalur ekspansi Belt and Road Initiative Tiongkok. New Delhi, Jakarta dan Canberra sudah mulai menunjukkan keinginan mereka untuk bersatu menangkal ekspansi Beijing setidaknya setahun terakhir ini. Pembahasan yang dibawa akan sesekali berfokus pada bagaimana konsep regional hegemony, structural realism, dan sphere of influence pada saat ini sedang digunakan oleh ketiga regionalpower terutama dalam menangkal ekspansi Tiongkok di Laut Natuna Utara. Regional hegemony akan menjelaskan pada kadar tertentu ‘kedaulatan regional’ ketiga negara, structural realism akan menjelaskan alasan realis ketiga negara untuk bersatu, dan sphere of influence akan menjelaskan mengapa proyeksi regionalisme ketiga negara dieksekusi secara terbatas. Riset ini akan mengupas tiga pertanyaan. Mengapa ketiga negara mau bekerja sama? Apakah tiap negara memiliki kontribusi efektif terhadap tujuan mereka bersam