Diplomasi Konferensi Indonesia Terkait Konflik Etnis Rohingnya di Myanmar

Authors

  • Cheryl Natasha Universitas Katolik Parahyangan
  • M. Daffi Fauzan Parahyangan Catholic University
  • Georgiana Rhea H. Parahyangan Catholic University
  • Patricia Mutiara Tresna Putri Parahyangan Catholic University
  • Ivana Lulu Parahyangan Catholic University
  • Edina Yasmeen P. Parahyangan Catholic University

Abstract

Diplomasi konferensi menjadi cara Indonesia mewujudkan kepentingan negaranya dan berpartisipasi dalam resolusi konflik internasional. Dalam KTT ASEAN ke-35, Indonesia mengartikulasikan niatnya untuk berkontribusi dalam penyelesaian konflik Rohingya. Tindakan Indonesia tersebut dijelaskan menggunakan teori diplomasi konferensi yang dikemukakan oleh A.J.R Groom. Selain itu, diplomasi konferensi Indonesia terkait
konflik Rohingya juga memiliki kekuatan, kelemahan, peluang, hingga ancamannya tersendiri. Kesamaan mayoritas penduduk Muslim, identitas Indonesia dalam sistem internasional, hingga dukungan masyarakat domestik menjadi kekuatan bagi Indonesia. Namun, keterbatasan dana disertai instabilitas ekonomi dalam negeri, dan sikap Indonesia yang tidak tegas menjadi kelemahan Indonesia. Indonesia mendapatkan banyak
dukungan dari pihak eksternal seperti, NGO, yayasan bantuan dana, dan negara anggota ASEAN. Namun di satu sisi, Myanmar justru menolak sikap Indonesia yang dinilai terlalu ikut campur. Dinamika tersebut membuat diplomasi konferensi Indonesia di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo terkait etnis Rohingya di Myanmar belum sepenuhnya berhasil.


Kata Kunci: Diplomasi konferensi, Rohingya, Indonesia, Analisis SWOT

Published

2021-10-11