Mengukur Efektivitas Preventive Diplomacy Indonesia Di ASEAN dalam Menanggapi Konflik Kudeta Militer Myanmar 2021
Abstract
Pada tanggal 1 Februari 2021, dunia internasional dikejutkan dengan jatuhnya pemerintahan Myanmar ke dalam kudeta dan junta militer lewat penangkapan Aung San Suu Kyi, Presiden Win Myint dan para pemimpin National League for Democracy (NLD) oleh pihak militer Tatmadaw. Melihat konflik ini, Indonesia yang merupakan ‘tetua dari ASEAN’ menginisiasikan preventive diplomacy dalam ASEAN yang menghasilkan five point consensus. Penelitian ini akan menganalisis apakah tindakan preventive diplomacy Indonesia di dalam ASEAN untuk menghadapi kudeta militer Myanmar efektif yang diukur melalui konsep indikator keberhasilan preventive diplomacy di ASEAN oleh Amanda Huan dan Ralf Emmers. Faktor yang melatarbelakangi ketidakefektifan preventive diplomacy Indonesia datang ketertarikan great power yang sangat minim, krisis legitimasi yang dimiliki badan preventive diplomacy di ASEAN maupun kredibilitas Indonesia sebagai ‘tetua’ yang bersifat subjektif, dan bentuk perjanjian five point consensus yang didasari oleh prinsip non-interference dan consensus based approach. Analisis menunjukkan bahwa preventive diplomacy yang telah dilakukan
Indonesia bersifat sama sekali tidak efektif dan gagal.
Keywords: preventive diplomacy, kudeta militer Myanmar, ASEAN, diplomasi