PENELITIAN BETON RINGAN NON-STRUKTURAL DENGAN AGREGAT STYROFOAM BEKAS

Penulis

  • Cecilia Lauw Giok Swan Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan, Bandung
  • Buen Sian Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan, Bandung

Abstrak

Styrofoam berupa gabus putih yang sangat ringan dan murah, sehingga amat disukai untuk mengemas makanan dan berbagai keperluan lain. Namun penelitian membuktikan bahwa penggunaan styrofoam sebagai kemasan makanan memiliki pula dampak negatif yang luas. Styrofoam mempunyai efek merusak lingkungan hidup, karena sampah styrofoam di alam tanah nyaris tidak dapat terurai. Meski sangat mudah menyala tetapi sampah styrofoam terus meningkat volumenya karena tidak boleh dimusnahkan dengan cara dibakar, sebab styrofoam yang menyala melepaskan gas berbahaya yang bersifat karsinogen. Styrofoam bekas kemasan produk kondisinya cukup bersih sehingga dapat dikirim ke pabrik untuk dihancurkan dan selanjutnya didaur ulang menjadi produk styrofoam baru. Tetapi daur ulang styrofoam bekas kemasan makanan tidak menarik karena biasanya perlu dibersihkan lebih dulu.
Penelitian ini adalah solusi cepat untuk berkontribusi dalam gerakan daur ulang styrofoam bekas kotak makanan dengan volume yang signifikan. Cara yang dipilih adalah memproses dan memanfaatkannya sebagai agregat untuk membuat beton ringan non-struktural, karena sesuai prinsip bahwa fungsi agregat adalah filler di dalam campuran beton. Dalam jangka panjang, mengolah dan menggunakan styrofoam bekas sebagai agregat beton ringan non-struktural, dapat berarti ikut melestarikan batuan alam karena mengurangi kebutuhan untuk menambang agregat alami yaitu batu dan pasir.
Eksperimen dilaksanakan dengan potongan styrofoam ukuran maksimum 1 cm direncanakan sebagai substitusi sebagian agregat kasar dengan rasio volume absolut 20-80% dari volume agregat kasar total. Hasil uji menunjukkan kelecakan beton dipengaruhi oleh jumlah agregat styrofoam sehingga diperlukan bahan tambahan dan cara pemadatan khusus untuk mencegah segregasi. Disimpulkan bahwa semakin tinggi kadar styrofoam berdampak pada kuat tekan beton yang semakin menurun. Pengukuran menunjukkan terjadinya pemampatan volume styrofoam sehingga berdampak pada berat isi beton yang menjadi lebih berat dari rencana. Meskipun demikian, pengaruh volume styrofoam pada kuat lentur beton ringan non struktural tidak signifikan. Akan tetapi, disarankan efek styrofoam dengan tipe dan berat jenis berbeda dari yang digunakan pada penelitian ini untuk diteliti secara khusus.

Kata kunci: styrofoam, bekas kotak makanan, agregat ringan, beton non-struktural.

##submission.downloads##

Terbitan

Bagian

Articles