Kerjasama Global Menangani The “Great Lockdown”; Pendekatan Diplomasi Multijalur
DOI:
https://doi.org/10.26593/jihi.v0i0.3869.113-120Abstract
Tahun 2020 dunia menghadapi bencana pandemi global Covid-19 dan krisis kesehatan terbesar sejak Perang Dunia ke 2. Untuk mengatasi penyebaran wabah, hampir seluruh dunia menerapkan kebijakan “lockdown” atau penutupan negara atau kota dari migrasi termasuk pembatasan masuknya barang dan jasa. Krisis kesehatan mengakibatkan terhentinya aktivitas sosial, budaya, keagamaan, pendidikan, bisnis, dll, yang mempengaruhi perekonomian nasional secara signifikan. Untuk mencapai tujuan bersama mengatasi Covid-19, sangat diperlukan kerjasama internasional. Dunia dapat mengatasi krisis ini melalui Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang berfokus mengatasi masalah kesehatan masyarakat dan penyebaran Covid-19. Untuk mengatasi isu keuangan global, kerjasama dapat dilakukan melalui Organisasi keuangan dunia termasuk G-20, yang merupakan kelompok negara-negara yang memiliki perekonomian kuat dan berpengaruh signifikan dalam skala global. Sayangnya kerjasama yang diharapkan belum sepenuhnya berhasil, diakibatkan perbedaan kepentingan, kurangnya koordinasi dan komunikasi diantara negara-negara anggota. Tidak ada satu negarapun yang mengantisipasi munculnya wabah Covid-19 sehingga diperlukan kerjasama internasional yang diawali dengan implementasi diplomasi yang efektif. Tidak saja aktor pemerintah yang terlibat tetapi juga aktor aktor non-pemerintah termasuk media massa. Artikel ini menganalisis diplomasi multijalur untuk menghadapi “the great lockdown”, dengan menerapkan konsep diplomasi multijalur dalam mendukung kebijakan pemerintah. Kehadiran aktor-aktor non-pemerintah yang memiliki sifat yang lebih fleksibel dibandingkan dengan aktor pemerintah diharapkan dapat mengatasi masalah koordinasi dan komunikasi yang seringkali menghambat efektivitas kerjasama. Diplomasi multijalur mengandaikan pemerintah yang berperan sebagai inisiator dan perancang kebijakan, melibatkan, menggerakkan, dan memberdayakan aktor-aktor non-pemerintah. Dengan berjalannya mekanisme diplomasi multijalur, maka semua elemen dan pemangku kepentingan dapat menjalankan peran yang optimal. Perlunya diplomasi multijalur dalam menerapkan kerjasama internasional agar tujuan bersama mengatasi Covid19 tercapai. Kesimpulan yang dapat ditarik dari situasi saat ini adalah minimnya keterlibatan aktor-aktor non-negara dalam kerjasama internasional menyebabkan kurang berhasilnya upaya-upaya penanggulangan Covid-19 secara optimal dalam tataran global. Ketika kerjasama global sudah berhasil mengatasi pandemic ini, perlu dipikirkan untuk merancang mekanisme baru untuk mengantisipasi berulangnya bencana serupa di masa mendatang. Mekanisme baru dapat berupa penguatan organisasi internasional yang sudah ada, membanguna tatanan baru, termasuk pelibatan aktor-aktor non-negara sebagai bagian dari mekanisme global tersebut.
Kata-kata kunci: pandemi global, diplomasi multijalur, krisis kesehatan, krisis ekonomi, kerjasama internasional, organisasi internasional.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
This journal uses Creative Commons license (CC BY). We allow readers to read, download, copy, distribute, print, search, or link to the full texts of its articles and allow readers to use them for any other lawful purpose. The author must be aware that the article copyrights will be fully transferred to Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional only if the article is accepted to be published in the journal through signing of the Copyrights Transfer Agreement. Authors are allowed to resend their manuscript to another journal or intentionally withdraw the manuscript only if both parties (JIHI and Authors) have agreed on the related issue. Once the manuscript has been published, authors are allowed to use their published article under Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional copyrights.