Menggali Spiritualitas Melalui Seni dan Festival di Era Modern

Authors

  • Yacobus Ari Respati Universitas Katolik Parahyangan
  • Jennifer Jennifer Universitas Katolik Parahyangan, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.26593/focus.v5i1.8044

Keywords:

Seni Kontemporer, Keindahan Digital, Spiritualitas, Masyarakat Modern

Abstract

Seni kontemporer hadir di dunia abad 21 yang digital dan informasional. Seni menduduki tempat dalam yang disebut oleh Han Byung-Chul sebagai masyarakat pencapaian atau achievement society dengan keindahan digital yang serba memuluskan persepsi, didominasi oleh pola-pola konsumsi, dan menjauh dari keindahan natural yang bersifat Ilahi. Dengan menggunakan gagasan tentang festival dan kontemplasinya sebagai asal seni, tulisan ini hendak mengelaborasi bagaimana seni dapat menyingkap persepsi baru dengan cara memisahkan eksistensi kerja dan cipta. Melalui studi literatur, tulisan ini mendapati bahwa seni dengan daya ciptanya mampu memulihkan kemanusiaan supaya kembali berserah dan memberi ruang kepada Tuhan. Seni memunculkan kesunyian yang merupakan medium dari keindahan natural, sehingga manusia menjadi kembali terhubung dengan pengadanya (being) sendiri. Dengan demikian, seni dapat membantu memaknai kehidupan spiritual kontemporer secara berarti.

References

Afidah, I. (2021). Spiritualitas Masyarakat Perkotaan. HIKMAH: Jurnal Dakwah & Sosial, 1(1).

Agamben, G. (2007). Profanations. Zone Books.

Alatas, M. M. (2020). Spiritualitas Dan Modernitas Menurut Pemikiran Seyyed Hossen Nasr (Studi Atas Agama Dan Krisis Kemanusiaan Modern). Akrab Juara: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial, 5(2), 147–160.

Azizah, N., & Jannah, M. (2022). Spiritualitas Masyarakat Modern Dalam Tasawuf Buya Hamka. Academic Journal of Islamic Principles and Philosophy, 3(1), 85–108.

Basri, H., & Firdaus, I. (2021). Alasan Masyarakat Perkotaan Lebih Rentan Stres dan Efeknya pada Fisik Serta Psikologis. KOMPAS TV. https://www.kompas.tv/nasional/223877/alasan-masyarakat-perkotaan-lebih-rentan-stres-dan-efeknya-pada-fisik-serta-psikologis?page=all

Biawan, H., & Suroso, J. (2020). A correlation between spiritual level and preoperative patients’ anxiety. Proceedings Series on Health & Medical Sciences, 1, 54–59.

Dewantara, M. L., & Viktorahadi, R. F. B. (2023). Persaudaraan Orang Muda Katolik: Perbandingan Dokumen Abu Dhabi dan Sinode Keuskupan Bandung 2015. Focus, 4(2), 145–158.

Felski, R. (2015). The limits of critique. University of Chicago Press.

Fiari, D. A. A., Aini, N., Octary, T., Arfianto, M. A., & Al Husna, C. H. (2023). The Effectiveness of Spiritual Therapy in Reducing the Anxiety Level of Preoperative Patients. KnE Medicine, 420–426.

Guattari, F. (1995). Chaosmosis: An ethico-aesthetic paradigm. Indiana University Press.

Hamka, Suen, M.-W., Ramadhan, Y. A., Yusuf, M., & Wang, J.-H. (2022). Spiritual well-being, depression, anxiety, and stress in Indonesian Muslim communities during COVID-19. Psychology Research and Behavior Management, 3013–3025.

Han, B.-C. (2015a). The burnout society. Stanford University Press.

Han, B.-C. (2015b). The transparency society. Stanford University Press.

Han, B.-C. (2017). Saving Beauty. Polity Press.

Han, B.-C. (2020). The Disappearance of Rituals. Polity Press.

Han, B.-C. (2023). Vita Contemplativa. Polity Press.

Haq, M. Z., Aprianti, P., & Djunatan, S. (2023). Eksistensi Perempuan Sunda Berdasarkan Dimensi Sunan Ambu dalam Epos Lutung Kasarung. Hanifiya: Jurnal Studi Agama-Agama, 6(1), 13–24.

Hardy, T. (2010). Art education in a postmodern world: Collected essays.

Johnson, N. R., Paal, K., Waggoner, E., & ... (2021). Scales for assessing news literacy education in the digital era. Journalism & Mass …. https://doi.org/10.1177/1077695820930980

Kerényi, K. (1995). Werkausgabe / Antike Religion. Klett-Cotta.

Khalid, M. F. (2017). Reposisi Agama Sebagai Sumber Spiritualitas Masyarakat Modern. Ash-Shahabah: Jurnal Pendidikan Dan Studi Islam, 3(1), 1–8.

Kucuk, S. U. (2016). Consumerism in the digital age. Journal of Consumer Affairs, 50(3), 515–538.

Lune, H., & Berg, B. L. (2017). Qualitative research methods for the social sciences. Pearson.

Mein-Woei, S. (2020). Spiritual well-being and mental health of students in Indonesia. 5th ASEAN Conference on Psychology, Counselling, and Humanities (ACPCH 2019), 149–152.

Naim, N. (2013). Kebangkitan Spiritualitas Masyarakat Modern. Kalam, 7(2), 237–258.

Nayyar, S. (2016). Digital media and society implications in a hyperconnected era. In World Economic Forum.

Nyambane, R. (2020). The future of the printed book in the era of technological advancement: an imperative for digital innovation and engagement. Journal of Information, Communication and Ethics in Society, 19(4), 537–559. https://doi.org/10.1108/JICES-10-2020-0106

Respati, Y. A., & Siregar, A. T. H. (2015). Biografi Dan Gagasan Kuratorial Jim Supangkat Dalam Pameran-Pameran Seni Rupa Kontemporer Indonesia Dekade 1990-An. Visual Art, 4(1), 180498.

Rozelle-Stone, A. R. (2024). Simone Weil: A Very Short Introduction. Oxford University Press.

Scarry, E. (2001). Dreaming by the Book. Princeton University Press.

Stallabrass, J. (2004). Art Incorporated. Oxford University Press.

Sugiharto, B. (2013). Untuk Apa Seni? Matahari.

Sugiharto, B. (2024). Seni dan Kondisi Post-Human (B. Sugiharto, Ed.). Kanisius.

Tinnell, J. C. (2012). Transversalising the Ecological Turn. Deleuze Studies, 6(3), 357–388.

Vattimo, G. (2008). Art’s Claim to Truth (S. Zabala, Ed.). Columbia University Press.

Weitz, M., & Graham, G. (2005). Philosophy of the Arts (3rd ed.). Routledge.

Widi, S., & Bayu, D. (2022). Generasi Z Indonesia Paling Stres Dibandingkan X dan Milenial. Data Indonesia. https://dataindonesia.id/gaya-hidup/detail/generasi-z-indonesia-paling-stres-dibandingkan-x-dan-milenial

Published

2024-06-20

Issue

Section

Articles