SENSORY DESIGN PADA ARSITEKTUR SEKOLAH PLAYGROUP – TK JAGAD ALIT WALDORF, BANDUNG

Penulis

  • Kezia Angelina Anugrah ; Aldyfra L. Lukman

DOI:

https://doi.org/10.26593/risa.v4i04.3939.363-379

Abstrak

Abstrak- Manusia adalah subjek utama arsitektur, dan arsitektur hadir sebagai wadah untuk memenuhi kebutuhan  akan ruang untuk beraktivitas. Dalam hal ini, manusia sebagai subjek arsitektur tidak hanya mencakup orang dewasa saja, tetapi juga anak-anak. Pada usia 3-5 tahun, anak-anak sedang dalam masa yang aktif dan  berkembang. Mereka sedang dalam masa di mana rasa ingin tahu mereka besar, dan imajinasi mereka juga sedang  berkembang. Karenanya, pengalaman multisensori merupakan sesuatu yang penting bagi mereka untuk  berkembang baik secara fisik maupun mental. Pengalaman multisensori dapat dihadirkan melalui interaksi anak-anak dengan lingkungannya, baik di dalam maupun di luar ruangan didukung oleh desain sensorik. Salah satu  lingkungan di mana anak-anak dapat berinteraksi dengan lingkungannya adalah sekolah. Sekolah Playgroup – TK  Jagad Alit Waldorf Bandung adalah sekolah yang berbasis pendidikan multisensori yang didirikan sejak tahun  2015. 

Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi aspek arsitektural apa saja yang dapat menghadirkan  pengalaman multisensori bagi anak dan apakah pengalaman multisensori anak sudah terpenuhi atau belum. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, data diperoleh dari studi  literatur, pengamatan langsung ke lapangan, serta dari wawancara terhadap guru-guru sekolah playgroup – TK  Jagad Alit Waldorf Bandung.  

Diperoleh kesimpulan bahwa aspek arsitektural sekolah playgroup – TK Jagad Alit Waldorf Bandung  memenuhi pengalaman multisensori anak, dengan sensori yang paling banyak terwadahi adalah sensori sentuhan.  Terdapat empat sensori utama yang menjadi fokus pada kurikulum Waldorf, yaitu sentuhan, gerakan,  keseimbangan, dan kehidupan. Pengalaman sensori itu dipenuhi lewat bentuk alat permainan yang menarik, serta  penggunaan material yang cukup beragam. Penggunaan material tersebut tidak hanya menarik bagi indera peraba,  tetapi juga bagi indera penglihatan. Tekstur material menjadi sesuatu yang menarik bagi anak-anak usia dini.  

Sensori lain yang berada dalam bagian empat sensori utama yang menjadi fokus anak-anak 0-7 tahun  adalah gerakan anak-anak. Penyusunan furnitur membuat yang menciptakan ruang yang lapang menyediakan  ruang yang cukup bagi anak-anak untuk bergerak dengan bebas. 

##submission.downloads##

Diterbitkan

2020-05-30