EVALUASI PENERAPAN KONSEP BIOKLIMATIK PADA RAD+AR HQ
DOI:
https://doi.org/10.26593/risa.v7i02.6605.184-195Abstrak
Abstrak - Arsitektur bioklimatik sudah ada sejak abad ke 20 namun perkembangannya di Indonesia baru belakangan ini terlihat. Arsitektur di Indonesia seringkali meniru atau menjiplak arsitektur di luar negeri dengan iklim berbeda yang menciptakan bangunan yang tidak nyaman bagi penggunanya dan juga boros penggunaan energinya. Letak Indonesia di iklim tropis masih belum banyak dikembangkan penerapannya dalam arsitektur yang banyak digunakan.
Penelitian dimulai dengan mengkaji konsep bioklimatik di Jakarta dan bangunan RAD+ar HQ sebagai objek studi dengan konsep arsitektur bioklimatik. Selanjutnya dilakukan pengambilan data fisik, data pengukuran kondisi lingkungan, dan data wawancara persepsi untuk melakukan evaluasi terhadap bagaimana penerapan konsep bioklimatik pada bangunan RAD+ar HQ dan bagaimana persepsi pengguna bangunan terhadap kenyamanan termal dan visual pada bangunan RAD+ar HQ/.
Dari penelitian tersebut, didapatkan bahwa penerapan konsep bioklimatik pada bangunan RAD+ar HQ belum sepenuhnya karena konsep awal yang berbeda serta adanya modifikasi karena keterbatasan dari kondisi pandemi, yang mementingkan sirkulasi antar pengguna di bangunan. Pengguna bangunan RAD+ar HQ sebagian besar sudah merasa nyaman secara termal dan visualnya namun belum semua pengguna merasa nyaman secara termal, hal ini dapat diakibatkan dari kondisi termal yang mayoritas ruangannya berada diluar standar kenyamanan termal. Bangunan ini sudah menerapkan arsitektur bioklimatik walaupun belum sepenuhnya diterapkan
Kata Kunci: arsitektur bioklimatik, arsitektur tropis, RAD+ar Headquarters
##submission.additionalFiles##
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2023 Benno Tumpak Ahimsa Sirait
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.