KAJIAN DESAIN BANDARA INDONESIA: KENUSANTARAAN DITINJAU DARI POLA RUANG, SOSOK, DAN ORNAMENTASI

Penulis

  • Antonio Andrew Darsono Program Studi Arsitektur Universitas Katolik Parahyangan
  • Josef Prijotomo Program Studi Arsitektur Universitas Katolik Parahyangan

DOI:

https://doi.org/10.26593/risa.v9i01.8935.1-20

Abstrak

Abstrak - Dalam perbincangan perihal arsitektur di bumi-laut Nusantara yang kini kita kenal sebagai negara
Republik Indonesia, membawa kumpulan pertanyaan tentang apa itu Arsitektur Indonesia. Bandara sebagai
representasi gerbang masuk sebuah bangsa yang hadir sebagai penyambut pertama bagi pengguna moda
transportasi udara baik pengguna domestik maupun pengguna internasional. Representasi gerbang
melambangkan identitas serta citra sebuah bangsa, keberadaannya membawa pesan penting akan identitas
sebuah bangsa yang tercermin melalui bentuk arsitektur pada bandara. Bandara kini dirancang bukan hanya
sebagai pemenuhan fasilitas sebuah daerah atau bahkan negara, melainkan sudah lebih dari itu, bandara
dirancang dengan meletakan upaya-upaya memunculkan karakter visual yang memperlihatkan
langgam-langgam arsitektur baik dari barat hingga sisi timur negara Republik Indonesia. Langgam arsitektur ini
menjadi cerminan dari potensi seni-budaya, pariwisata, serta kearifan lokal.Perkembangan arsitektur Indonesia dari masa lampau hingga kini menghasilkan transformasi bentuk
yang terus beradaptasi sesuai dengan zamannya, ilmu Arsitektur Nusantara hadir sebagai ilmu ”liyan” dalam
memandang arsitektur. Arsitektur Nusantara hadir dalam upayanya mengkini dengan terus berkembang,
bertransformasi, dan mengglobal, tidak menjiplak arsitektur masa lampau atau arsitektur yang sudah ada,
walaupun tetap menghargai arsitektur masa lampau. Definisi Arsitektur Nusantara yang digunakan berdasarkan
kajian Arsitektur Nusantara karya Prof. Josef Prijotomo.
Bandara di Indonesia dengan skala internasional bukan lagi hanya mewakili kotanya, melainkan
mewakili representasi wajah Indonesia. Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta - Cengkareng,
Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai - Denpasar, dan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin-Makassar
memiliki jumlah pengguna tertinggi di Indonesia, dan memegang peranan penting sebagai representasi
Indonesia. Persandingan secara deskriptif – kualitatif - komparatif dilakukan guna melihat bagaimana
aspek-aspek kenusantaraan berdasarkan definisi Arsitektur Nusantara yang diterapkan pada ketiga bandara
objek studi. Sehingga dapat dilihat bagaimana transformasi pengkinian Arsitektur Nusantara telah melekat
pada perancangan bandara di Indonesia. Kajian ini dilakukan untuk mendapatkan bagaimana proses pengkinian
arsitektur nusantara pada bangunan bandara di Indonesia, apakah bandara di Indonesia dapat mencerminkan
kenusantaraannya melalui pola ruang, sosok, dan ornamentasinya.
Kata Kunci: Bandara, Arsitektur Nusantara, Karakter Visual

##submission.additionalFiles##

Diterbitkan

2025-01-06 — Diperbaharui pada 2025-01-06

Versi