PENGARUH DESAIN RUANG TERHADAP KONDISI ALIRAN UDARA DALAM UPAYA PRESERVASI KARYA SENI RUPA PADA MUSEUM GALERI NASIONAL INDONESIA
DOI:
https://doi.org/10.26593/risa.v9i02.9203.115-132Abstrak
Abstrak - Upaya perlindungan dan pelestarian dapat dilakukan melalui upaya preservasi melalui sistem aktif maupun pasif. Faktor preservasi karya seni rupa sangat dipengaruhi oleh keberadaan iklim ruang galeri yang mencangkup aspek kelembaban, temperatur, dan aliran udara, di mana perihal ini menjadi penentu keberlanjutan keberadaan karya seni yang disimpan. Museum seni rupa di Indonesia masih seringkali ditemukan lemah dalam pengupayaan preservasi yang seharusnya sudah menjadi standar pedoman, sehingga mengakibatkan potensi kerusakan terhadap objek - objek karya seni yang ada.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan eksperimental melalui uji coba simulasi CFD Autodesk yang menghasilkan deskripsi kondisi eksisting objek studi dan relasinya terhadap pengaruh upaya preservasi karya seni yang dilakukan, serta uji coba simulasi akan pengaruh dari pengembangan desain eksisting yang dijajarkan dan dibandingkan dengan teori pedoman preservasi karya seni rupa. Data dikumpulkan melalui observasi lapangan serta studi pustaka. Data dikelompokkan berdasarkan variabel penelitian, yaitu aspek preservasi karya seni pada ruang museum, kelembaban - temperatur - aliran udara, sistem pendukung preservasi karya seni, dan pengembangan desain ruang. Teknik analisis dilakukan dengan simulasi distribusi dengan dengan teori pedoman preservasi karya seni rupa serta simulasi optimasi desain ruang pengantara yang mendukung penelitian dalam menghasilkan ruang lingkup guna preservasi yang lebih baik.
Hasil penelitian adalah kinerja desain tatanan ruang museum ditemukan dapat mempengaruhi keberadaan kondisi iklim ruang galeri yang mempengaruhi aspek upaya preservasi serta kondisi karya seni rupa yang ada didalamnya. Desain tatanan ruang dalam museum harus semaksimal mungkin dapat menghalangi pengaruh iklim luar dan menciptakan kondisi ruang dalam yang konstan sehingga tidak terjadi fluktuasi iklim yang melemahkan upaya preservasi karya seni rupa. Ditemukan bahwa desain optimasi implementasi ruang pengantara atau airlock dapat menjadi solusi permasalahan upaya preservasi, serta terbukti mampu menghasilkan kondisi klimat ruang dalam atau bangunan yang cenderung turun dan berada pada keadaan konstan atau stabil. Implementasi desain ruang pengantara yang dirancang secara keseluruhan mampu menurunkan keberadaan aliran udara sebesar 99,54% dan penurunan temperatur sebesar 2,04 ‘C, penurunan aliran udara dan temperatur dari lingkup luar terhadap lobi airlock sebesar -83,67% dan -4,62%, terhadap ruang internal airlock sebesar -98,26% dan -5,25%, terhadap ruang dalam museum sebesar -99,54% dan -5,79%.
Kata-kata kunci: Preservasi, karya seni rupa, kelembaban, temperatur, aliran udara, tatanan ruang, konstan
File Tambahan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2025 Bartholomeus Hendrico

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.