PENGARUH ELEMEN DESAIN BANGUNAN TERHADAP PERFORMA PENCAHAYAAN ALAMI PADA LAPANGAN BULUTANGKIS INDOOR BUMI PANCASONA KBP BANDUNG
DOI:
https://doi.org/10.26593/risa.v4i1.3685.33-49Abstract
Abstrak- Desain lubang cahaya yang baik pada bangunan bisa dilakukan untuk memaksimalkan potensi pencahayaan alami pada negara tropis. Bangunan olahraga bulutangkis merupakan salah satu fungsi bangunan bentang lebar yang sensitif terhadap pencahayaan alami dan membutuhkan teknik khusus dalam memasukan cahaya alami ke dalamnya karena bentangnya yang lebar. Terdapat tiga aspek kenyamanan visual yang harus dipenuhi oleh desain pencahayaan pada bangunan olahraga bulu tangkis yaitu daylight factor 2%, persebaran illuminasi dan efek silau. Ketiga aspek kenyamanan visual tersebut akan menjadi titik berangkat penelitian ini sebagai variabel penelitian.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh elemen desain terhadap performa pencahayaan alami pada objek studi Bumi Pancasona sport center dengan cara eksplorasi elemen desain. Penelitian dilakukan dengan cara mengevaluasi performa objek studi, dan menganalisa pengaruh elemen tapak dan bangunan terhadap performa pencahayaan alami pada bangunan. Dari evaluasi performa pencahayaan alami pada objek studi, akan diketahui elemen desain yang paling berpengaruh terhadap pencahayaan alami pada lapangan bulutangkis. Elemen desain yang berpotensi meningkatkan performa pencahayaan alami pada objek studi akan di eksplorasi. Eksplorasi dilakukan dengan simulasi program komputer Velux untuk menciptakan keadaan terkontrol.
Berdasarkan hasil evaluasi, objek studi belum mencapai standar kenyamanan visual yang berlaku dengan nilai daylight factor 0.1%, persebaran illuminasi yang kurang merata, dan tidak terjadi silau. Elemen desain yang berpotensi meningkatkan kenyamanan visual pada bangunan adalah posisi jaring pada interior bangunan, luas bukaan dan posisi bukaan pada bangunan, tiga elemen tersebut akan dieksplorasi lebih lanjut sebagai upaya meningkatkan kenyamanan visual. Hasil eksplorasi yang memberikan nilai paling mendekati standar adalah eksplorasi desain jenis saw tooth, dengan nilai daylight factor 1.1%, persebaran illuminasi paling merata di antara semua eksplorasi dan tidak terjadi silau pada lapangan sepanjang tahun. Berdasarkan hasil eksplorasi, setiap elemen desain yang di eksplorasi akan meningkatkan performa pencahayaan alami yang berbeda tergantung kebutuhan pada bangunan dan aktivitas ruang.sarana yang ada.