VISIBILITY MONUMEN PERJUANGAN RAKYAT JAWA BARAT SEBAGAI LANDMARK KOTA BANDUNG
DOI:
https://doi.org/10.26593/risa.v4i02.3807.99-119Abstract
Abstrak - Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat (MPRJB) adalah sebuah elemen kota yang dibangun untuk menjadi landmark kota. Elemen kota tersebut dibangun dengan tujuan memperingati perjuangan rakyat Jawa Barat melawan penjajah. Monumen ini merupakan salah satu Primary Element of Bandung dalam kawasan Gedung Sate – Lapangan Gasibu – MPRJB. Kawasan tersebut merupakan ruang kota yang sangat unik yang mampu mengarahkan orientasi menuju Gunung Tangkuban Parahu karena terbentuk axis imajiner yang ditarik dari Gedung Sate menuju MPRJB, sehingga Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat tidak bisa lepas dari kawasan ini dan berpotensi dalam menandakan kawasan tersebut atau sering disebut sebagai landmark.
Seiring berkembangnya kota, terjadi perubahan fisik pada kawasan Gedung Sate – MPRJB seperti; tumbuhnya intensitas bangunan menjadi tinggi serta muncul infrastruktur seperti jembatan dan pelebaran jalan yang menyebabkan pergerakan dalam kota menjadi cepat. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap terhalangnya visual MPRJB akibat perkembangan fisik kota serta perubahan cara pengamat dalam mengamati kota dari diam menjadi bergerak. Isu tersebut menjadi menarik untuk diteliti seberapa jauh perkembangan fisik kota dan elemen di dalamnya dalam menghalangi visual MPRJB. Maka dari itu, penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengidentifikasi seberapa besar visibility MPRJB sebagai landmark dan elemen kota apa saja yang mampu menghalangi atau mendukung visibility MPRJB.
Penelitian menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif terhadap visibility fisik massa MPRJB. Penelitian ini mendeskripsikan keadaan eksisting MPRJB melalui rekaman gambar titik-titik sekuensial (serial vision) lalu disegmentasikan untuk mendapatkan perbandingan siluet MPRJB dengan objek sekitarnya dalam scene tersebut. Setelah itu diberi skor dari tiap masing-masing titik dan dibandingkan dengan teori visibility suatu objek dalam berperan menjadi landmark. Data kawasan MPRJB dikumpulkan dengan cara observasi lapangan dan studi pustaka. Data yang dikumpulkan berupa foto dokumentasi pada titik sekuensial, data objek pelingkup yang berada di kawasan MPRJB, dan data kegiatan pengamat yang berpotensi dapat melihat MPRJB yang digunakan untuk mencari tahu seberapa besar visibility MPRJB dan objek apa saja yang menghalangi atau mendukung visibility MPRJB.
Hasilnya adalah tingkat visibility MPRJB di titik-titik sekuensial mayoritas di rendah dalam perannya sebagai landmark Kota Bandung karena banyaknya objek yang menghalangi visual dari MPRJB. Semakin tinggi visibility suatu objek maka semakin tinggi peran suatu objek menjadi landmark untuk diingat dan dijadikan orientasi oleh pengamat kota. Temuan lain berupa daftar identifikasi objek penghalang dan pendukung visibility MPRJB yang dapat digunakan dalam penelitian selanjutnya untuk meningkatkan visibility MPRJB.