PELESTARIAN BUDAYA DAYAK DALAM ARSITEKTUR MASA KINI PADA PERANCANGAN KANTOR GUBERNUR DI KALIMANTAN

Penulis

  • Gerry Ronald Program Studi Arsitektur Universitas Katolik Parahyangan
  • Alwin S. Sombu Program Studi Arsitektur Universitas Katolik Parahyangan

DOI:

https://doi.org/10.26593/risa.v6i03.5940.258-274

Abstrak

Abstrak - Fenomena Bangunan Pemerintahan di Kalimantan saat ini  ditandai dengan maraknya penggunaan langgam arsitektur tradisional Huma Betang. Langgam ini merupakan rumah adat masyarakat Kalimantan yang sering di sebut  rumah panjang karena bentuknya yang berderet memanjang. Penggunaan langgam Huma Betang  pada bangunan pemerintahan cenderung hanya meniru wujud asli Huma Betang semata tanpa mempertimbangkan makna yang terkandung di dalamnya. Tujuan penelitian ini adalah menggali, relasi suatu bentuk dan makna yang terdalam. Dengan demikian penggunaan dan penerapan ini dengan  konsep tradisonal huma betang diharapkan tidak menyimpang makna asalnya. Penelitian ini menelusuri Arsitektur Tradisional huma Betang dan filosofi terkandung di dalamnya.  Metode dalam penelitian ini adalah metode penafsiran jadi relasi tradisi membangun dengan bentuk dan susunan struktur konstruksi Huma Betang. Penelusuran menggunakan gabungan prinsip anatomi bangungan dengan tradisi budaya. Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah pemahaman esensi aritektur tradisional dalam tradisi membangun Huma Betang yang berdasarkan adat setempat. Dengan demikian tipologi ini dapat dielaborasi digunakan sebagai pedoman dalam perancangan kantor pemerintahan.

                                                                                           

Kata kunci: arsitektur tradisional, rumah Betang, pelestarian arsitektur.

##submission.downloads##

Diterbitkan

2022-07-05