CITRA DESA TRUSMI SEBAGAI WADAH AKTIVITAS MASYARAKAT

Penulis

  • Julian Farrel Malik Hakim Program Studi Arsitektur Universitas Katolik Parahyangan
  • Franseno Pujianto Program Studi Arsitektur Universitas Katolik Parahyangan

DOI:

https://doi.org/10.26593/risa.v7i02.6602.151-168

Abstrak

Abstrak - Citra merupakan bayangan visual yang terbentuk karena adanya interaksi antara manusia sebagai pengamat dengan suatu objek. Gambaran tersebut merupakan kesan akan suatu objek yang mudah diingat oleh pengamat. Citra dalam arsitektur memiliki peran untuk memberikan bayangan kepada pengamat tentang struktur dari suatu ruang atau wilayah. Pengamat akan memiliki bayangan jika mengingat tentang wilayah tersebut. Citra yang dimunculkan akan berbeda, tergantung siapa yang mengamatinya. (Lynch, 1960). Memperkuat citra pada suatu wilayah sangat diperlukan dikarenakan dapat membuat pemaknaan bagi seseorang yang berada pada wilayah tersebut sehingga memiliki ikatan. Seseorang akan memaknai jika dia ingat akan tempat tersebut disaat dia pernah beraktivitas pada tempat tersebut.

Desa Trusmi Cirebon merupakan Desa yang sudah memiliki identitas sebagai desa “Sentra Batik” serta desa yang masih mempertahankan aktivitas tradisi kebuyutan. Identitas tersebut terjadi karena masih dapat ditemukan aktivitas yang berhubungan dengan tradisi dan kerajinan batik pada desa ini.

Penelitian ini bertujuan untuk memahami pengaruh aktivitas keseharian dan aktivitas tradisi yang dilakukan oleh masyarakat terhadap elemen pembentuk citra pada Desa Trusmi. Tempat untuk melakukan aktivitas akan diidentifikasi oleh masyarakat sebagai elemen pembentuk citra Desa Trusmi. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif, data diperoleh dari studi literatur, pengamatan langsung ke lapangan, serta wawancara terhadap penduduk Desa Trusmi. Pengamatan berfokus pada aktivitas dari warga dan tempat beraktivitasnya, yang kemudian dibuat mapping aktivitas pada Desa tersebut. kemudian , dari data aktivitas tersebut, akan dianalisis dengan elemen- elemen pembentuk citra sehingga dapat diketahui path/ jalur yang digunakan untuk aktivitas, edge/ batas yang menjadi batas ruang aktivitas, district/ kawasan yang ditemukan sebagai pusat aktivitas, nodes/ simpul yang menjadi titik berkumpul, dan landmark yang menjadi pengarah orientasi aktivitas. 

Kesimpulan dari penelitian ini, ditemukan bahwa “Citra Desa Trusmi” dapat ditemukan berdasarkan analisis tempat dilakukannya aktivitas masyarakat yang terdapat pada Desa Trusmi. Ini menunjukan adanya pengaruh dari aktivitas keseharian warga dan aktivitas yang dilakukan sebagai tradisi dalam membentuk gambaran fisik dari Desa Trusmi. 

Desa Trusmi Cirebon dapat disimpulkan merupakan desa yang citra-nya mudah untuk diingat dikarenakan pada desa ini dapat ditemukan Path Utama yang menjadi tempat aktivitas keseharian, Strong Edge yang berupa dinding showroom batik yang menerus di Path Utama tersebut, District Pusat Aktivitas RItual dan Komersial, Anchor Nodes, dan Landmark yang digunakan untuk mengarahkan masyarakat dalam desa dan pengunjung dari luar desa.


Kata Kunci: Elemen Pembentuk Citra, Aktivitas, Kerajinan Kain Batik, Tradisi Kebuyutan, Desa Trusmi Cirebon

##submission.additionalFiles##

Diterbitkan

2023-04-04