Pengukuran Tingkat Risiko Aplikator dalam Penerapan Teknologi Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) di Indonesia

Authors

  • Mia Wimala Universitas Katolik Parahyangan
  • Theodorus Rasta Universitas Katolik Parahyangan
  • Carissa Carissa Universitas Katolik Parahyangan

DOI:

https://doi.org/10.26593/josc.v2i1.6196

Keywords:

aplikator RISHA, manajemen risiko, mitigasi risiko, permasalahan aplikator

Abstract

Dalam upaya pengadaan rumah RISHA, Direktorat Bina Teknik Perumahan dan Permukiman melatih, memberikan lisensi, dan menugaskan para aplikator untuk melakukan produksi dan perakitan. Pada praktiknya, berbagai masalah masih dihadapi oleh para aplikator. Berbagai permasalahan ini perlu diidentifikasikan, dievaluasi, dan dicarikan solusinya agar penerapan RISHA semakin membaik di masa mendatang. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat risiko yang kemungkinan dihadapi oleh para aplikator berdasarkan permasalahan yang ada, dengan mempertimbangkan nilai probabilitas dan dampaknya. Pendekatan kualitatif dan kuantitatif digunakan dalam penelitian ini. Data diperoleh melalui kajian literatur, wawancara serta penyebaran kuesioner kepada aplikator RISHA. Hasil penelitian menunjukkan beberapa masalah yaitu kendala mobilisasi material dan/atau panel RISHA, banyaknya tenaga kerja baru yang senantiasa berubah, belum adanya pedoman yang seragam terkait ukuran cetakan, serta ketidaksesuaian gambar desain dengan kondisi di lapangan termasuk ke dalam kategori risiko tinggi. Sementara itu, risiko yang termasuk ke dalam kategori sedang meliputi permasalahan kenaikan harga baja tulangan dan permintaan calon pengguna yang seringkali tidak dapat diakomodasi oleh teknologi RISHA, sedikitnya tenaga ahli yang tersedia, serta pemasangan panel tidak sesuai standar karena kurangnya pelatihan. Permasalahan yang termasuk dalam kategori rendah terkait dengan ketidakpahaman masyarakat mengenai RISHA, pengadaan panel oleh pihak ketiga, dan besarnya anggaran untuk modal awal.

References

Kompas, “80 Persen Keluarga Belum Punya Rumah, ‘Backlog’ Perumahan RI Kini di Atas 12 Juta,” Kompas, Jakarta, pp. 1–7, 2022.

M. N. M. Iqbal and B. T. Ujianto, “Alternatif Desain Rumah Tumbuh Modular Sistem Pre-fabrikasi Risha,” Pawon J. Arsit., vol. 5, no. 1, pp. 53–62, 2021, [Online]. Available: https://ejournal.itn.ac.id/index.php/pawon/article/view/3319.

Y. P. Heston, “RISHA Home Development with Knockdown Technology according to Local Contextual Needs (Pengembangan Rumah RISHA dengan Teknologi Knockdown sesuai Kebutuhan Kontekstual Lokal, in Indonesian),” vol. 6, 2015.

PUPR, “Pengenalan Teknologi RISHA Rumah Instan Sederhana Sehat,” bandung, 2020.

Carissa, Anastasia Maurina, Budianastas Prastyatama, and Mia Wimala, “Comparative Suitability of RISHA’s Modular Structure for the Spatial Dimension of Human Activities Case Study The Living Bandung Korean Project Building, Indonesia.pdf,” JAITA, vol. 2, no. 2, 2021.

BINTEK, “Daftar Aplikator RISHA,” 2022. .

Tim Komunikasi Publik Ditjen Penyediaan Perumahan, “Target Satu Juta Rumah,” Maisona, vol. 01, p. 08, 2016.

A. Biswas, “Risk Analysis in Precast Industry,” March, 2021, doi: 10.35291/2454-9150.2019.0146.

A. Sabaruddin dan Nana Puja Sukmana, Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA). Bandung, 2005.

PUPR, “Pemerintah Selenggarakan Pelatihan Terkait Kontrak,” 2020. .

R. RISHA, “Pelatihan Nasional Calon APLIKATOR Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) Bandung, 1 s.d. 3 April 2020 Tujuan Pelatihan,” 2020.

Downloads

Published

2022-10-31